Saturday, July 12, 2014

Akhirnya Biru

Per hari ini gue resmi "biru" !!!

Warna biru disini bukan menunjukkan suatu afiliasi suatu partai politik tertentu atau favoritisme akan sebuah tim sepak bola. Bukan... bukan itu. Bagi karyawan Kompas Gramedia (KG) pasti tahu betul maksudnya apa. Akan muncul latar belakang biru di foto kartu karyawan gue. Berbeda sebelumnya dengan latar belakang yang putih. Njur bedane opo?

Biru artinya gue sudah diangkat menjadi karyawan tetap grup KG! Puji Tuhan saya sudah diangkat jadi karyawan KG!

Saya ingat betul 24 Juni tahun lalu, 'vonis' itu dijatuhkan kepada saya. Terikat secara legal dan formal, saya dibuat mereka menerima tawaran yang tidak boleh saya jawab tidak.

Pada awalnya, penempatan saya di unit usaha tempat saya kerja saat ini merupakan 'mimpi buruk'.

Pangkal persoalnya, tidak pernah saya mahir dalam angka-angka. Sejak sekolah dasar sampai SMA, guru-guru jarang sekali menghiasi tinta biru di kolom matematika raportku. Ketika membaca koran tidak pernah saya menyempatkan diri mampir ke rubrik ekonomi untuk sekedar mengetahui kondisi ekonomi saat ini. Saat mampir ke toko buku, tak pernah saya mampir rak kumpulan buku ekonomi. "Ga minat," batin saya saat itu. Sekolahku pun komunikasi. Genap sudah...

Tidak cuma itu, hati saya waktu itu hancur berkeping-keping menemukan diri saya merasa gagal masuk ke media yang aku inginkan, setelah mencicipi magang selama dua bulan disana.

Air mata tumpah saat itu... Ya takut, ya kecewa, ya merasa terzolimi karena beberapa teman diberi kesempatan nego, sementara keputusan untuk saya seperti vonis yang tidak bisa saya tolak.

Bapak dan Ibu buru-buru memberi dorongan. Mereka bilang, tak apa, sudah merupakan prestasi saya hanya nganggur enam hari saja setelah yudisium untuk segera dapat pekerjaan. Jutaan lulusan perguruan tinggi di luar sana masih menganggur.

Saya kumpulkan sisa-sisa semangat saya. Pulang dari Palmerah, saya mampir beli buku pengantar ekonomi, tak lupa memborong tabloid dan harian tempatku bekerja.

Muncul satu tekad bahwa, saya akan kuasai bidang ini! Saya menolak menyerah! pepatah mengatakan the sweetest 'revenge' adalah menunjukkan kesuksesan! And I say, I go for it!

Kemudian saya ikut kelas persiapan perdana 3 hari, berisi sejarah dan visi misi perusahaan, pengantar ekonomi, dan teknik reportase dasar serta menembus narasumber. Besoknya pertempuran yang sebenarnya dimulai. Betul-betul roaming saya saat itu. "Ini orang ngomong apa sih? Apa itu fee based income? apa itu net interest margin? apa itu loan to value? what the!!!"

Menolak menyerah, akhirnya ku catat saja semua yang diomongin itu narsum di hapeku. Ya semuanya! Ga tahu deh itu omongan 'daging' apa 'kulit' yang bisa dimasak jadi berita. Catet aja semua.

Tiba saat listing berita ke asisten redaktur (asred), ku kirimkan saja semua hasil catatanku. Sontak si mas asred berkata, "Lu kirimin gw listingan apa rilis?". Ya apa daya, aku memang tak tahu mau menulis berita apa? Semalam memang sudah persiapan dengan melakukan riset, tapi rasa-rasanya masih belum cukup. "Maaf bang, gue belum tahu mau nulis apa. Itu yang gw dapet tadi. Mohon ijin bimbingan dan bantuannya bang," jawab gw. Akhirnya mas asred menyuruhku ke kantor dan dia mengajariku.

Dua minggu pertama hidupku terasa berat sekali. Berkali-kali aku membatin, "Kapan setahun ya?". Setiap hari belajar, tapi masih saja roaming.

Kemudian saya pun memutuskan untuk mengambil cicilan sepeda motor untuk meningkatkan mobilitas dalam liputan. Gue pun sudah bertekad sejak semester 7, sudah tidak pernah lagi minta uang dari orangtua (malu dong cuy, anak laki uda gede masih minta duit). Sejak nyicil motor itulah gw belajar dan berubah menjadi seperti saat ini. Gw belajar perencanaan keuangan, karena harus survive dengan gaji yang akan dipotong untuk cicilan motor, makan, pulsa, bensin, parkir, dan harus bisa kusisihkan untuk investasi / tabungan, dan dana darurat. Seiring dengan berjalannya waktu, gw banyak bergaul dengan perencanaan keuangan, dan semakin mengerti teknik-teknik perencanaan keuangan berinvestasi yang benar.

Menolak untuk roaming setiap hari, setiap habis liputan, gw menyempatkan balik ke kantor, untuk membaca fasilitas archive di kantor. Itu adalah fasilitas untuk membaca berita lama yang sudah terbit. Aku belajar isu ekonomi disitu, mempelajari cara kerja ekonomi disitu, mempelajar pola penulisan berita disitu, banyak hal. Sampai saya pulang dengan kereta jam 10an keatas (waktu itu motor gue masih indent, jadi kemana-mana masih ngeteng hahahaa). Di rumah pun gw belajar nanya bokap nyokap yang notabene lulusan ekonomi. Pagi hari selalu gw menyempatkan diri membaca koran kantor, pahami isu kantor. Minggunya baca tabloid dapatkan pemahaman lebih indephtnya.

Rupanya perlahan-lahan proses belajarku membuahkan hasil. Gw saat itu bisa berkata, "Oh ekonomi tuh begini toh." Saat sudah mengerti, alur flow itu enak sekali. Semua bersifat kausalitas, sebab akibat, c terjadi karena a dan b begini, dan seterus-seterusnya. Rupanya dunia ekonomi itu bisa diringkas dalam 24 halaman harian KONTAN. Dan saya bisa menjelaskan kepada anda cukup dengan 3 lembar kertas saja, dalam waktu 30 menit! (buset sombong banget gue yak! baru anak kemaren sore belajar ekonominya! hahahaa)

Percaya diri itu pun datang. Tak ada lagi ketakutan ataupun keraguan saat bertanya ke narasumber, ataupun saat menulis berita. Gw tingkatkan terus kinerja gue. Yah tak dipungkiri ada kalanya jenuh, dan sebal dengan atasan. Yah namanya juga orang kerja, ya kali gada sebel-sebelnya hahahaa.

Namun saya akui saya harus masih banyak belajar. Untuk beberapa rubrik saya hanya tahu umumnya saja, masih belum mendalami secara teknis. Tapi secara garis besar mengerti apa yang dibicarakan.

Sampai akhirnya hari ini saya diberikan surat yang menyatakkan saya resmi Biru. Makasih Kontan. Gw masih punya berbagai impian karier, haus akan ilmu. Merentangkan sayap dan terbang bebas.