"....kita tuh keluarga. Lw taulah ga mungkin selamanya adem ayem" andy - catatan si boy
"...satrio itu berani keluar dr comfort zone, berani memulai dan mnyelesaikannya.." boy - catatan harian si boy
Reportase Jurnalistik, The Story Behind The News, Opini dan Idealisme, Karya Sastra, Catatan Perjalanan dan Kehidupan.
Monday, July 11, 2011
Sunday, July 3, 2011
quo vadis status quo?
Katakanlah ada dua individu dimana proksemik keduanya tidak bisa lagi dikatakan jarak sosial / umum. Hapstik kadangkala mewarnai kebersamaan mereka. Dialog mereka pun tidak bisa lagi dikatakan "biasa saja". Tahapan ini hanya perlu melepas sabda saja, maka semua terikat. Kelihatannya demikian.
Namun ada arbitrasi yg belum dan sangat sulit bahkan kalau boleh dibilang jauh dari kemungkinan akan terpenuhi. Arbitrasi yg tidak bisa diganggu gugat karena diluar kuasa individu tersebut untuk memilih. Yah dari individu tersebut memang ada sedikit pengaruh arbitrasi itu, namun kelihatannya individu yang satunya lagi sudah sedikit banyak berhasil "menegosiasikan" dengan sejumlah tindakan yang bisa dibilang, "class of action". Sedangkan apabila arbitrasi yg satu itu dilanggar, akan muncul konflik yg bisa menyakiti banyak pihak. Arbitrasi yg kolot sebenarnya, namun memang demikian, karena pengaruh sosiologis kebudayaan di Indonesia.
Arbitrasi yg juga sejak dulu dijadikan acuan individu itu, namun sudah berhasil dilunakkan oleh individu lainnya. Namun ada individu lain yg mengecam dengan tidak merestui, karena arbitrasi ini. Bayangkan potensi konflik ini.
Namun ada arbitrasi yg belum dan sangat sulit bahkan kalau boleh dibilang jauh dari kemungkinan akan terpenuhi. Arbitrasi yg tidak bisa diganggu gugat karena diluar kuasa individu tersebut untuk memilih. Yah dari individu tersebut memang ada sedikit pengaruh arbitrasi itu, namun kelihatannya individu yang satunya lagi sudah sedikit banyak berhasil "menegosiasikan" dengan sejumlah tindakan yang bisa dibilang, "class of action". Sedangkan apabila arbitrasi yg satu itu dilanggar, akan muncul konflik yg bisa menyakiti banyak pihak. Arbitrasi yg kolot sebenarnya, namun memang demikian, karena pengaruh sosiologis kebudayaan di Indonesia.
Arbitrasi yg juga sejak dulu dijadikan acuan individu itu, namun sudah berhasil dilunakkan oleh individu lainnya. Namun ada individu lain yg mengecam dengan tidak merestui, karena arbitrasi ini. Bayangkan potensi konflik ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)