Reportase Jurnalistik, The Story Behind The News, Opini dan Idealisme, Karya Sastra, Catatan Perjalanan dan Kehidupan.
Saturday, August 27, 2011
Balada aku dan kamu
Saturday, August 13, 2011
Balada malam itu
Temaram lampu bertengger di pojok jalan
Sayup suara musik mengalun tanpa gelisah
Berlarian melodi menemani
Berkejaran dalam keheningan
yang menggoda untuk dipecahkan
oleh sebuah pelukan dan kecupan
Bibirmu penuh dengan bisik angin
Terjerembab dalam suatu masa
Melaju menempuh ruang dalam suatu dimensi
Wednesday, August 10, 2011
Ruang Bersenda
Dan alam semesta mempertemukan aku dan dia dalam dirimu
Berupa ruanglah dirimu, mengizinkanku dan dia bernaung di dalamnya
Aku duduk di sebelah kanan, mengarahkan seluruh kerja gerak untuk mengantarkan kita kesana
Dirinyalah yang duduk hinggap di sebelah kiri tuk menemaniku
Penuh senda kami berdua, meniup pergi sepi yang biasa menghinggapi
Bukan melulu soal senda, pun tukar pikiran terlempar antara aku dan Dia
Perlahan mengikis dinding dingin proksemik
Dan kamu memainkan peranmu sebagai saksi bisu ketika eros perlahan menyembul dan menawarkan pesonanya untuk kedua hati kami
090811
Malam Penuh Sabda
Petang itu, kala surya sedang berlabuh merendah
Aku dan kamu menyaksikan untaian gambar digital dalam bentangan besar
Kudekapkan, kurasakan hangat tubuhmu, kuhirup pesona aroma mahkota kepalamu
Menyeberangi jalanan raya, tuk terhenti di sebuah gelanggang perjamuan
Perut bersorak merayakan sukacita betapa nikmatnya hidangan yang disajikan
Pun aku dan kamu larut dalam senda
Matahari telah enggan bersinar hari itu, dan bulan sedang tinggi-tingginya mengudara
Ya, aku dan kamu tahu, ada sesuatu yang harus kita teruskan, lebih dari ini
Sabda terhembus, getar hati pesona menggelora
Kebersamaan ini … aku harap kita akan selalu berenang bebas di dalamnya
050811
Thursday, August 4, 2011
20
Helo 20! Heal yeah, sekarang angka dua telah masuk menyeruduk di bilangan usia gw. Usia yg bisa dibilang menuntut kematangan lebih namun juga masih adiksi dengan kesenangan.
Well, as usual, dan mungkin tema ini basi banget, tapi merupakan suatu kebutuhan dan keharusan menurut gw ketika usia lw nambah satu tahun, bukan pesta atau hura-hura yang menjadi kewajiban (yah itu boleh-boleh aja sih, manusiawilah orang mau merayakan hari spesialnya), namun menilik balik apa saja yg telah dilakukannya untuk jadi bekal berharga kedepannya.
Satu tahun berusia 19, satu hal yang buruk yg terpampang dalam kepala saya : Egois. Saya pribadi yang unik, satu hal itulah yang saya genggam betul saat identifikasi diri kepada diri sendiri. Akibatnya saya menjadi pribadi yang sulit dimengerti orang lain, itulah persepsi saya mengenai bagaimana orang mempersepsikan saya. Gejala ini mungkin berpangkal pada suatu sifat laknat namun manusiawi bernama egois. Namun diri saya yang lain memberikan amnesty bahwa semua ini hanya karena saya hanya ingin menjadi diri saya sendiri.
Akibatnya saya (lagi-lagi persepsi saya atas bagaimana mereka mempersepsikan saya) merasa banyak mengecewakan banyak orang. Orang tua, sahabat, teman, rekan. Saya merasa sering “meninggalkan” mereka saat “ego” saya ini kumat. Semua, meninggalkan dalam arti literally ataupun “meninggalkan” dalam perihal yang dibawah naungan tanda kutip. Senyum saya genuine, tawa saya, tindakan saya semua genuine. Saya tidak pernah menjadi sosok yg level relasinya hanya untuk transaksional, karena saya melakukan relasi dengan hati. Namun saya hanya terkadang, egois seenaknya saya, sehingga saya menjadi pribadi yang sulit dimengerti. Tidak hanya dengan kalian, juga dengan banyak orang saya merasa kurang mampu menjaga relasi baik. Padahal saya sama sekali tidak punya itikad buruk untuk merusak relasi.
Ke depannya, tentu saja saya ingin menjadi yang lebih baik. Abstrak dan luas memang, bahkan terdengar klise, namun ketimbang menuliskan perihal kongkrit saya takut malah akan kecewa sendiri bila tak tergapai nantinya, pula saya akan malu karena teah tertulis di blog ini. Namun dalam benak, pun saya telah memiliki grand design dan target2 yg ingin saya capai. Godbless!
Saya cinta kalian semua :D
Definisi
Ketika suatu sirkumstansi tak lagi jernih, ambivalensi menyeruak dan menyerebak ke seluruh jajaran pengetahuan, maka adalah suatu kebutuhan yang urgensi untuk membuat suatu definisi. Definitio, sebuah kata serapan dari bahasa Latin yang artinya batas. Suatu pagar untuk melingkupi ide agar tidak melenceng. Uniknya, kata ini menjulang ke permukaan bukan melulu untuk menunaikan tugasnya membuat suatu pengertian, tapi juga merupakan penegasan atas suatu ketidaktahuan atas suatu situasi. Tentu saja hal ini merupakan jawaban atas urgensitas sirkumstansi ini. Namun yang dirasa ada di balik definisi itu, sudah tidak perlu diragukan lagi. Dirasa pula kedua individu telah mengangguk setuju walau tanpa yuridis definisi itu. Kebutuhan urgensi atas definisi itu diperlukan untuk menunaikan ketidakpastian yang pasti dirasa jalinan antar individu tersebut. Tinggal tugas individu tersebut melontarkan sabda, maka definisi akan sirkumstansi itu akan tercipta.