Tak ubahnya sepotong surga, begitulah inderaku menangkapmu
Seketika sangkakala mengumandang menggelora, pesonamu datang menyentuhku
Mungkin saat ini, aku tak ubahnya noktah di tengah kepungan garis-garis arus besar
Namun ingat garis pun berasal dari noktah yang tumbuh dan berkembang. Aku akan mencoba keluar, menyeruak, membuat guratan sampai akhirnya tatal tercacar. Hingga akan mudah kau jumpai, seperti pesonamu menggetarkan romaku yang senantiasa hadir dengan jari-jemarinya yang manis.
Layaknya tatal tercacar, begitu pula kepingan mozaik-mozaik yang tersebar. Kan kususun milikmu sambil menawarkan kembali mozaikku yang terbaik untuk juga kau susun. Berharap, kita berjumpa di tengah, mengisi kepingan mozaik yang terbelah. Merapat, menyatu, menjadi Utuh.
Ad Maiorem Dei Gloriam
Bene Krisna
No comments:
Post a Comment