Tuesday, December 21, 2010

Virus bangke!!! Kehilangan Hit counter dan chat widget blog

Huaa...Bangke banget dah! Maksud hati mau ubah template blog malah jadi ancur begini! Jadi gini ceritanya, gw lagi buka2 situs yg ngasi free download template, dan ketika gw buka salah satunya, eh malah terkena virus, sehingga pas masuk dasbor, ga ada pilihan design, malah template, sehingga tidak memungkinkan gw untuk mengubah tampilan dan memaksa gw hanya memakai template klasik yang disediakan. HAAAHHH!!!! Anjing babi negepet setan alas, kutukupret!!!

Gw sumpahin tuh orang yang bikin virus blognya dibajak makhluk luar angkasa dari planet GAGAGIGIGUGUGUGEGO!!! *mulai ngaco ngomongnya akibat stress!

Padahal hit counter gue uda nyampe 2386 gw inget banget! tadi sore gw buka masih normal soalnya. Dan chat gw ud berlangsung panjang. Bangke!!!

Huah ironis, maksud hati mau ngubah template buat ngasih hadiah ulang tahun ke blog gue, eh malah jd runyam begini semua.

Haah...*menghela nafas panjang. Ya sudahlah, yg namanya musibah gada yang tau. Masih untung postingan gw ga ilang, kalo itu yang ilang...Nangis 40 hari 40 malem kalee... Mari kita bangkit dan hadapi bersama

Happy Birthday bene (is.me)

Bulan Desember selalu spesial dan selalu gue nanti-nanti. Karena ada sebuah hari istimewa disana. Gw ga ngerti kenapa, dan bagaimanapun juga setiap tahun gw selalu menantikan tanggal 25 Desember. Padahal tiap taun ya gitu2 aja, sama2 aja. Malam ke gereja, begadang balesin greetings anak2 via sms, fb, twitter, dll. Sambil nonton film natal yang dari dulu itu2 terus seperti Jinggle all the way, home alone series, dsbnya. Sambil beres dan nyiap2in hidangan dan kursi soalnya besok pagi sodara pada mau dateng, dan begitulah seterusnya. Selalu begitu, tapi entah kenapa gw selalu seneng aja dgn natal. Ada suatu keyakinan di hati gw bahwa natal itu indah, selalu memorable. Bulan Desember juga selalu indah karena pada tanggal 31-nya gw rutin menutup tahun *yaiyalah semua orang juga begitu!!!

Eniwei yang bikin Desember lebih spesial adalah banyaknya orang-orang spesial di sekitar gw yang merayakan ulang tahunnya. Mulai dari tanggal 3 si nona #basa-basi. Lalu tanggal 13 ada the most memorable girl in my highschool live, Ndoro Putri Karina, which is kmrin sabtu 18 Desember, kita makan2 di rumahnya, it was a great time, gw ngumpul bareng ank2, kita ketawa-tawa becanda2, kehangatan yang nyaman. Membuat gw terlepas sejena dari kepenatan masalah hidup gw sehari-hari. Disusul keesokan harinya giliran kakak kandung gw, AP, walaupun lw suka ngeselin tapi lw loup you full dah masbro! hahaha :D

Tahun ini gw kehadiran sosok baru yang berulang tahun, yaitu bene (is.me). Yup resmi sudah blog gw ini berumur satu tahun! si bene (is.me) ini selalu menjadi sahabat gw yang selalu setia menampung unek2 gw, menjadi saksi bisu segala peristiwa dan dinamika hidup gw. Mulai dari cerita kehidupan gw, karya-karya sastra dan pikiran gw, sampe catatan perjalanan traveling gw. It's always nice to have you here! :D

Well actually, gw uda telat banget ngucapin ini, secara ulang tahun resminya nih blog tanggal 17 kmaren, tapi karena kesibukan gw yang hectic sangat *caelah sok sibukk!!! gw baru bisa ngeblog sekarang. hahaha :D

Sebagai hadiah, gw punya kado spesial buat lw, yaitu template layout yang baru!! hahaha, semoga lw suka! Happy birthday!!! Cheerzzz!!!!

Tuesday, December 7, 2010

Keharmonisan dan Ketaatan yang Luhur
Catatan Perjalanan ke Baduy

Yup! 2 hal itulah yang paling berkesan dari perjalanan gw ke Baduy kemarin. Suasana yang hening, berbaurnya masyarakat dengan alam, membuat kental aroma keharmonisan disana. Ditambah orang-orangnya yang sangat taat pada keluhuran adat, membuat Baduy tempat yang akan selalu gw catat dan gw kenang dalam memori ini.

Sabtu pagi, 4 Desember 2010, jam 9, bersama kelompok matakuliah Sistem Sosial Budaya gw cabut ke Baduy, dalam rangka observasi kebudayaan. Rombongan kelompok gw yaitu Oca, dan Zharfan lalu kedatangan dua orang untuk meramaikan, yaitu Raff dan Sheridan. Ibaratnya sekalian berenang sambil minum air, sekalian studi sambil jalan-jalan traveling.

Kita bergerak ke arah Barat Daya dari Gading Serpong menuju perbukitan Lebak, tempat di mana suku Baduy tinggal. Jalur perjalanan di mulai dari jalan raya Legok, terus bergerak ke Selatan, sampai ke Parung Panjang. Disini kami menjemput Tour Guide kami yang sudah berpengalaman dengan Baduy selama 20 tahun, Pak Eman. Lalu kami bergerak ke Barat Daya, menuju arah Jasinga, lalu Cipanas, Pasar Ganjrug, lalu sampailah di terminal Cibolegeur.

Medan yang dilalui berat banget, lubang dan retak menghambur di setiap sudut jalan yang kami lalui. Untungnya hal itu tertutupi oleh suguhan indah yang dipamerkan alam berupa barisan bukit yang teratur beserta bentaran hijau hutan dan sawah di sepanjang jalan. Ditambah canda dan gurauan dari teman-teman cukup membuat gw melupakan kekecewaan kepada Pemda Jawa Barat yang terkesan tidak peduli pada jalur transportasi pariwisatanya yang termahsyur ini.

Setelah menempuh perjalanan selama 4 jam dengan sebuah mobil yang sengaja kami sewa, akhirnya kami sampai juga di Cibolegeur, terminal sebelum masuk ke Baduy. Sial bagi kami, sesampainya disana hujan mengguyur deras, sehingga kami dengan "terpaksa" membawa tangan ini mengambil sejumput uang dari saku untuk membeli jas hujan. Bila tidak, habislah dalam basah tas dan barang perlengkapan di dalamnya. Sambil menunggu hujan reda, sekalian untuk membungkam keroncongan yang telah lama berbunyi di perut, kami putuskan untuk berteduh di sebuah warteg sambil menyantap hidangan di dalamnya. Setelah menyelesaikan makan siang ala warteg di tambah seporsi Indomie rebus, kami putuskan untuk tetap jalan walau hujan, karena naga-naganya sih, nih hujan bakal sampai malam.

Kita mulai berjalan menuju kampung Baduy. Berpakaian lengkap dengan jas hujan, kita melalui jalan setapak di tengah hutan belantara, jalanan penuh alang-alang, jalan terjal batu berlumpur, licin dibasahi air hujan. Dipandu dengan setia oleh Pak Eman, akhirnya kami berhasil menyelesaikan perjalanan sejauh 2 kilometer, dalam waktu satu jam. Kami cukup lega karena sudah sampai di tujuan dengan selamat. Namun dengan segera kelegaan itu berganti dengan takjub, setelah mendengar bahwa biasanya orang Baduy menempuh jalur itu hanya dalam waktu 15-20 menit. What the??? Nampak sekali mereka punya banyak waktu buat berlatih berjalan di jalur seperti itu *ya iyalah! the spent all of their live in that place gitu!!!

Sedikit rasa sesal dari gw pribadi karena ternyata gw hanya akan singgah di sebuah desa terluar Baduy Luar which is terdekat dengan luar Baduy. Rasanya nanggung banget, pengen banget gw langsung sikat tambahan perjalanan 7 kilometer lagi untuk masuk ke Cibeo, salah satu desa terbesar di Baduy Dalam. Sedikitnya waktu menginap kami, tidak memungkinkan kami melanjutkan perjalanan ke Cibeo. Namun dengan segera, Marengo, nama desa tempat gw singgah, langsung menawarkan obat rasa kekecawaan gw, yaitu keindahan alamnya. Terletak di pinggir sungai dan di bawah kaki bukit, ditambah keserasian kehidupan penduduk dengan alamnya, sudah lebih dari cukup keindahan yang ditawarkan.


Suasana Desa Marengo


Bersama petualang sejati Bank Raff Beding


Kang Sangsang adalah orang Baduy Dalam yang sengaja dipanggil Pak Eman *buset jago juga nih orang bisa manggil orang Dalam. haha* dengan setia menemani dan menjawab segala pertanyaan kami dalam rangka observasi kebudayaan Baduy. Duduk di pelataran rumah Pak Ndut, nama pemilik rumah yang kami singgahi, ditemani secangkir kopi hangat, kami berbincang dengan Kang Sangsang sambil menikmati syahdu senja kala hujan mulai mereda. Satu hal yang gw catat baik-baik, orang Baduy sangat setia dan taat dalam menjaga kemurnian adatnya. Memang benar ada satu dua orang yang telah mulai tergoda modernisasi, tapi terlepas dari itu, patut diberikan acungan jempol bahwa masih ada penduduk kampung yang masih dengan setia menjalankan adat dengan luhur. Luar biasa!

Tak lama kemudian datang sejumlah pedagang menjajalkan dagangannya. Wah ajaib banget! Gw bener-bener laper mata saat itu, barang2 yang dijajalkan semuanya asyik banget! Rasanya pengen gw beli semua! Mulai dari tas, gelang, gantungan kunci, kaos, semuanya unik-unik! Iman sih kuat tapi Imin? Beuh...Akhirnya setelah bertarung dengan sengit, Iman berhasil mengalahkan Imin dalam pertarungan napsu belanja. Alhasil gw "hanya" membeli sejumlah gelang untuk oleh2, sepotong kaos, dan gantungan kunci *itu mah bukan "hanya" tapi borong! hahaha. Raf juga membeli sepotong kain tenun Baduy berwarna biru yang indah nian motif dan coraknya itu. Ah andai gw bawa sedikit lebih banyak uang, gw sabet juga dah tuh kain. hahaha #curhatcolongan

Matahari pun tenggelam, gelap mulai menghambur di angkasa. Gelap! Benar-benar gelap! Baduy adalah kampung tanpa listrik. Malam hari ini, hanya senter yang kami bawa dan lilin, yang menerangi kami.

Malam yang sejuk ditemani dengan makan malam yang jujur, menurut gw pribadi, sangat mewah, yaitu nasi plus mie goreng ditambah taburan abon sapi yang gw bawa, dilengkapi dengan ikan asin. Beuh! Nampol enak banget! Gw aja sampe nambah dua kali! Lalu pencernaan makanan dibantu hanyutkan oleh segelas air segar dari sumur kampung Marengo.


Candle Light Dinner di Baduy

Kembali kami larut dalam percakapan tentang apa saja dan bagaimana kebudayaan Baduy, bersama Kang Sangsang dan Pak Eman. Kembali gw dihadapkan pada rasa kagum saya terhadap kesetiaan mereka dalam menjaga adat mereka di tengah derasnya godaan kenikmatan, kemudahan, yang ditawarkan dunia modern. Kembali gw ucapkan: Luar biasa! Suasana malam yang hening menawarkan sejuta pesona ketenangan buat gw, termasuk kemudahan gw untuk beristirahat *dibaca: tidur! hahaha

Di tengah malam, entah pukul berapa, gw terbangun oleh panggilan alam untuk ke belakang. Sedang letak toilet cukup jauh berada di belakang, di pinggir sungai. Malam gelap gulita, tak ada lagi sebatang lilinpun yang menyala. Namun justru itulah tantangannya. Gw bangkit berdiri mengambil senter, memakai sandal dan berangkat ke WC. Saat itu gelap! gelapnya luar biasa! Awalnya keperkasaan gelap yang mengelilingi gw ini cukup membuat gentar, tapi dengan segera berubah menjadi kagum, karena sejenak gw menutup mata, bukan seram lagi yang gw rasa, tapi pesona yang dipamerkan keharmonisan alam yang gw rasakan. Gw bisa mendengar paduan nyanyian belalang dan serangga lainnya. Gw merasakan lembabnya kabut habis hujan yang menyentuh pori-pori kulit gw. Takjub! itulah rasanya. Gw pun mulai berjalan perlahan, memperhatikan langkah menuju WC. What a night!

Pagi hari, masih dengan dipenuhi rasa takjub gw, kami bersiap dan kemudian berangkat menuju Gajebo (nama sebuah tempat) begitulah mereka menyebutnya. Kembali kami menerjang hutan, namun kali ini ditambah menyusuri pinggir kali. Lalu kami melewati sebuah jembatan bambu yang telah berdiri ratusan tahun disitu. Lalu kami naik ke atas bukit untuk melihat pemandangan kampung dari atas bukit.


Mendaki bukit terjal


Menerjang alang-alang di atas bukit

Hujan yang kembali turun, memaksa kami untuk kembali ke Marengo. Namun di tengah jalan, kami berteduh dulu di Gajebo, karena hujan sudah agak lebat. Terlena dengan sejuknya udara, dan atmosfer yang bersahaja, gw pun terlelap dalam tidur singkat saat sedang ngelekar di sebuah beranda. Hal senada juga gw lakukan setelah kembali sampai di rumah Pak Ndut, sungguh nikmatnya tidur di Baduy! hahaha.

Namun sebelum itu kami kembali disajikan sebuah pemandangan yang menarik, kali ini dari kegiatan antar penduduk. Mereka bahu membahu, gotong royong, saat salah seorang warga sedang ingin membangun rumah.

Waktu memaksa kita untuk undur dari. Setelah selesai berkemas, kami kembali pulang ke Cibolegeur. Perjalanan pulang memakan waktu lebih lama, mungkin karena beberapa teman sudah kelelahan dan sudah tidak sesemangat saat berangkat. Lagipula medannya cukup licin dihajar hujan.


Menerjang sungai

Setelah mengucapkan kata perpisahan dengan Kang Sangsang dan selesai mnghabiskan makan siang, kami akhirnya berlalu pulang ke Jakarta. Di dalam hati gw berjanji, suatu ketika gw akan kembali lagi kesini, dan gw akan masuk ke Cibeo (Baduy Dalam) kalau perlu sampai ke Cikeusik, desa terdalam yang konon medannya sangat terjal dan banyak binatangnya, yang bahkan Pak Eman pun belum pernah mengunjunginya. Fiuhh...Godbless Me Please! :D

Di perjalanan pulang tak kalah menarik, kami sibuk bercerita tentang baru saja apa yang kami lalui kemarin. Ditambah dengan lempar melempar candaan, membuat suasana segar terjaga. Sampai di Gading Serpong pukul 6 sore, namun gw sendiri harus kembali melanjutkan perjalanan sejauh 20 kilo lagi untuk mencapai my home sweet home Pamulang. Ditemani sobat baik gw, Raff, kita hajar 2 kali angkot dan akhirnya sampai juga di rumah! hahaha

Banyak hal yang gw dapat disana. Yang pertama adalah hidup harmonis, baik itu dengan alam ataupun antar sesama penduduk kampung. Mereka membuat rumah dengan materi yang diberikan alam, bahkan mereka sukses memodifikasi fungsi daun pisang menjadi payung saat hujan. Mereka telah menyatu dengan alam. Nafas mereka merupakan hembusan alam. Denyut mereka merupakan getaran alam. Lebih lanjut gw mengaggumi ketaatan yang mereka yang luar biasa terhadap adat. Jaman seperti sekarang ini, jarang sekali ada masyarakat yang masih dengan setia menjaga adatnya. Jaman dimana kemudahan dan kenikmatan hidup menggoda dimana-mana, mereka masih dengan setia dengan luhur menghayati seluruh adat mereka. Nice gan!

Akhir kata, Baduy, kampung penuh keharmonisan dan ketaatan yang luhur

Thursday, December 2, 2010

Untuk Mu si nona #basabasi

6 November - 9 November

Siang itu cerah, matahari senantiasa menghempaskan geloranya kepenjuru dunia, ditambah angin berhembus semeliwir, menggoda siapa saja untuk tergiur menikmati aroma kasur, lembutnya belaian bantal dan pelukan hangat guling,serta hangatnya bergumul di balik selimut.

Ku sedikit bosan. Ku pun beranjak ke situs jejaring sosialnya, berharap ada sesuatu yang menarik. Tanpa dinyana dan diduga Ku, Mu mengirim wall d situs jejaring Ku. "Hai, Ku apa kabar? *iseng"

Ku menjawab, "Bae... lw apa kabar juga? Tumben? kangen ya? haha"

Mu menjawab, "Namanya juga iseng . Tau ga kmaren gw mimpiin lo lho"

"Wah, serius lw? mimpiin gimana?"

"Iya lo lagi pake baju Jawa gitu , terus lagi naik sepeda"


9 November


Sebuah pesan pendek terdampar di Nokia C3 yang didapat empunya dari sang ayah karena memenangkan sejumlah poin dari kartu kredit "Tut..tut... Hei Ku, ini Mu"

Setelah itu, ponsel itu sibuk meladeni kotak masuk dan kotak keluarnya.

Berbagai gurauan pun terlempar satu sama lain, dimulai dari Mu

"Ciee anak band"

"Ciee yang model iklan shampoo kepala pusing"

Saat itu Ku sedang sangat super sibuk penuh dalam tekanan. Selain karena dirongrong deadline setumpuk tugas, Ku sedang mengkomunikasi massa-kan dirinya, karena sedang mengikuti suatu vote-gathering untuk memperoleh kursi organisasi kemahasiswaan di kampusnya.

Setelah beberapa jam SMS-an, dari seberang sana "Ku ga berubah ya dari dulu ya"

Lantas si pemilik Nokia C3 ini menjawab, "Salah tambah ganteng tau, buktinya kemarin 5 nenek pada ngantri pengen kenalan".

:D

12 November

Ku sedang mengantarkan Ayahnya bertemu teman lamanya yang kebetulan oh kebetulan berada di dekat daerah tempat tinggal Mu. Waktu itu, kaki-kaki jarum jam rasanya enggan beranjak dari satu detik ke detik lainnya. Hanya ditemani segelas kopi hangat dan sepotong biskuit, Ku mendengarkan temu kangen kedua pria setengah baya ini. Terlintas ide untuk beranjak dari stagnansi emosi ini, pergi saja ke rumah Mu, kan hanya berjarak sepelemparan batu ini

"Mu lagi di rmh ga? :D"

"Ga, gw lagi d pim . kenapa?"

"Oh lg di Pim toh, gw kan... *bla...bla...nerangin alasan Ku sms nanya Mu di rumah apa ga"

"haha maaf ya gw d pim nh sm anak2 gw td abs pd lmba ."

"Ya gpp kali. Anak2 siapa? HAH! Lw uda melahirkan!? *lebay dan jayus. Hehe"

13 November

"Cause you give me some action, i give you reaction", itulah bunyi status Ku tempo itu.

"Kapan-kapan main ke sini !"

"Pulangnya beliin martabak ya?"

"Cuma itu? *nantangin"

"Yoda sekalian aja segrobak bakso sama batagor ya *berasa mau sunatan"

:D

Belasan November

"habis mandi ngeringin rambut, jadi pengen gondrong lagi"

: "kayak gw dong, gondrong . haha RT @Ku habis mandi ngeringin rambut, jadi pengen gondrong lagi

: "Twitter Overcapacity, buset malam mingguan pada twiteran ya *lha gw juga lho!"

: "Emang suka begitu Ku RT @Ku twitter overcapity

: "Semangat ya pak satpam! #terharumelihatpaksatpamyanggiatbekerjamengaturlalulintaswalaupunhujan"

#ikutterharu RT @KU
Semangat ya pak satpam! #terharumelihatpaksatpamyanggiatbekerjamengaturlalulintaswalaupunhujan

: Ku ikuti HP ga?

: Gw ga terlalu seneng HP. Fiuhh...it's gonna be a long week. Doain ya gw besok penghitungan suara"
: Iya gw doain

:D

22 November. The day when we called #basabasi

Siang itu penghitungan suara untuk Ku maju ke organisasi kemhsswaan.

: Kayaknya menang nih tadi?

w: Iya menang...menangis...huhuhu kalah *(sensor) suara"

"Hari ini Sinta ulang tahun kan? Titip salam ya"

"Yee...ucapin sendiri"

"Udah kok. basa-basi aja sama lw. haha btw ud jd nnton HP??"

"Belum, kenapa mau bareng?"

"ga kok, basa-basi aja nanyain ud nonton apa blm. #marikitabasabasi"

"Ngeband yuk Ku, gw maen apa aja deh, pianika kek suling kek"

weh? ngeband? *kaget tak tertahankan...lebay.... serius ato basa basi nih? #marikitabasabasi

uda makan belum? #marikitabasabasi pake hastag juga dong Mu. hehehe

kalo gw sih mendingan ke Ciputat #ikutganyambung gimana kalo ntar kuras bak mandi? #ganyambungtingkatkronis

Avatarnya lo lucu --@Ku

bagusan aslinya kali daripada avatarnya #serius buktinya kmrn ad 5 nenek katarak ngjak knalan #bcandajugaakhirnya ga pny ym

24 November

Di sebuah situs jejaring sosial, "Mana nih abang basa-basi @Ku"

26 November

Ku merasa twit2nya pada hari itu kayaknya telah menyinggung atau tidak mengenakkan Mu. Buktinya selepas hari itu, Mu jarang untuk ber#basabasi lagi dengan Ku.

Lalu sekarang

3 Desember

Sebelumnya Ku ingn meminta maaf kalo kali2 ada salah. n skrg hepi berdei Mu! WYUATB! GBU :D Yah #basabasi aja sih takutnya kita ga bisa lagi ber#basabasi lagi. :P