Tuesday, August 17, 2010

Hedonesia

Hadirin sekalian, dengan bangga saya persembahkan sebuah term baru dalam pembendaharaan kosakata bahasa Indonesia, yaitu Hedonesia! Sedianya Hedonesia merupakan sebuah term baru yang menggabungkan dua kata yaitu Hedonis dan Indonesia tentunya. Hedonis artinya adalah gaya hidup yang selalu menjunjung tinggi hidup bersenang-senang, pesta, hura-hura, party every day. Sedangkan Indonesia, tentu saja adalah nama negara tercinta kita semua.

Dengan segala hormat, tidak ada maksud saya melecehkan nama negara kita yang sudah diwariskan dari nama para bapak Bangsa, yang berasal dari kata “hindo” yang artinya Hindia dan “Nesus” yang artinya kumpulan pulau atau kepulauan, dimana keduanya berasal dari bahasa Sansekerta. Saya juga tidak bermaksud merusak tatanan perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia, karena tentulah sudah baik adanya. Tapi tentu saja saya tidak sembarangan dan seenaknya menciptakan term ini. Hedonisia merupakan buah pikiran kecemasan saya atas negara ini. Kecemasan saya atas mentalitas penduduknya, khususnya anak muda, yang hanya mementingkan kesenangan belaka, malas bekerja keras, berpesta setiap hari, yang hidup enak. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, tanpa melalui proses yang seharusnya. Peduli amat sama semua itu, yang penting gw menang, gw senang, pesta pora tiap hari. Hedonis! Saya khawatir penyakit hedonisia ini menjangkit dan melekat sebagai karakter anak muda ke depannya.

Berawal dari kegalauan saya dengan buuaannyaaakknya….pusat perbelanjaan di Jakarta. Coba hitung berapa banyak pusat perbelanjaan di ibukota Indonesia, Jakarta. Kita ambil contoh di bilangan Senayan, jantung gemerlap ibukota. Di sana ada Plasa Senayan berhadap2an dengan Senayan City, lalu di FX, agak ke Utara sedikit ada Plaza Semanggi, muter melewati jemabatan laying masuk SCBD kita menemukan Pacific Place. Yang lebih hebat lagi jarak antar Mall itu tidak lebih dari 1-3 kilometer. Gila! Sungguh makmur ya rakyat kita, dimana2 belanja. Hahaha. Hal itu juga terjadi kota sub-urban yang menopang Jakarta. Kita ambil contoh di bilangan BSD (Bumi Serpong Damai) diawali dengan ruko satu kilometer, lalu tak jauh dari satu ada Teraskota, lalu tidak sampai 2kilometer kita menemukan ITC BSD, lalu tepat persis di depan bunderan BSD kita menemukan Mall Serpong, lalu sekitar 3 kilometer kita menemukan WTC BSD, dan Summarecon Mall Serpon. Lalu masih banyak lagi jumlah bersebaran di seluruh penjuru Jakarta. Bahkan sepuluh jari tangan dan kaki pun tak sanggup untuk menghitung jumlah Mall dan pusat perbelanjaan di Jakarta.

Hei, saya tidak mau munafik, saya juga sering maen ke mall. Saya tidak alergi untuk jalan dan shopping di Mall, hanya saja saya bukanlah seorang yang Shoppaholic, atau Mall Junkie, dimana setiap hari, setiap diskon pasti langsung capcus ke mall. Saya ke mall kalo memang ada perlunya saja. Kalo emang perlu dan ada barang yang bagus dan kita punya uang why not shopping di Mall? Uda tempatnya sejuk (ada ACnya lho!), pelayannya ramah, barangnya lengkap, etalasenya cantik, pengunjungnya juga banyak yang wah! (berdandan cantik tentunya! Hehehe) so why not? Ada pula sejumlah mall yang menawarkan one stop shopping and entertainment, dimana di mall tersebut sangat lengkap, jual barang apa saja dari bor listrik sampai urusan perut, dilengkapi dengan bioskop, ada pula yang menyediakan arena seluncur es (u knowlah tempatnya! Hahaha), bahkan ada yang membuka lounge atau diskotek di dalam mall. hohohoho

Shopping di Mall menjadi sebuah tabiat buruk ketika frekuensi kunjungannya melebihi batas normal. Memang segala sesuatu yang berlebihan itu punya dampak buruk. Makan kebanyakan bisa bikin gendut, kebanyakan ga makan bisa bikin kurusa dan sakit. Begitu pula dengan kunjungan ke Mall. Apabila terlampau sering atau melebihi frekuensi normal, maka orang tersbut akan boros (disebabkan oleh laper mata), belanja ini itu padahal ga butuh2 amat. Itu masih mending, yang lebih parah adalah orang tersebut kemudian hidup dengan pesona kabur antara kehidupan nyata dan khayal. Orang tersebut tidak lagi berpikir realistis untuk menimbang-nimbang membeli barang atau tidak. Akibatnya orang tersebut boros, bahkan banyak hutang. Kalo dia kaya dan muda, dia akan meminta lebih banyak uang orang tuanya untuk belanja ini itu. Orang tuanya ga tega, jadilah mereka bermental “tinggal minta”, hidup mereka sangat nyaman sehingga mereka enggan beranjak dari situ. Lalu kemudian orientasi hidup mereka hanya bersenang-senang, mereka ga peduli kerja, pokoknya orientasi dan prioritas utama dalam hidup adalah bersenang-senang, ga peduli orang lain, aku senang, aku menang.

Mengapa bisa jadi sedemikian rumit? Padahal kan Cuma masalah belanja dan bersenang-senang mall….

Berawal dari mayoritas penduduk Indonesia yang terjangkit penyakit westernisasi. Walah apa lagi itu? Tenang saja, akan saya terangkan semuanya setajam silet (lho? He-he-he) Westernisasi berasal dari western (Bahasa Inggris) yang artinya kebarat-baratan, dan imbuhan isasi yang artinya proses, jadi westernisasi adalah proses membuat kebarat2an. Atau penjelasan gamblangnya, segala sesuatu yang berasal dari Barat itu dianggap keren, menarik. Lalu kemudian muncul proses manusiawi ketika orang ingin dianggap keren versi global yang tentu saja mengacu pada “kiblat” Barat, maka mereka berduyun-duyun mengerumuni toko-toko yang mampu menyulap mereka menjadi se”keren”Barat.

Branding atau pencitraan dari Barat telah begitu kuat berakar di pikiran banyak orang Indonesia. Segala sesuatu yang berasal dari negara Barat dianggap keren, dan kalo mau keren pakailah apa yang dipakai Barat. Bahkan banyak orang yang memandang bule adalah warga negara kelas satu dunia (yaelah, dia itu sama-sama makan, ngupil dan buang air besar juga, ga beda sama kita tau!)

Mengutip dari apa yang dikatakan Wisnu Nugroho dalam buku terbarunya yang sangat menggelitik “Pak Beye dan Istananya”, beliau mengatakan “Cogito ergo sum. Aku berpikir maka aku ada. Begitu Rene Descartes mengemukakan keberadaannya, ratusan tahun saat itu dimana kegilaan daya nalar menjadi kegandrungan setiap orang yang ingin diakui keberadaannya. Untuk saat ini, seperti telah dikemukakan banyak pengamat, “aku mengkonsumsi, maka aku ada”. Tak heran barang-barang konsumsi pengusung citra tertentu menjadi ekspresi kepanjangan identitas diri. Apa yang aku konsumsi adalah adanya aku atau sebagian besar dari adanya aku” . Mundkin itu ya apa yang ada di pikiran konsumen sekarang. Mereka berbondong-bondong belanja merk Barat, supaya mereka nampak terpandang. Biar mereka sama kerennya dengan orang-orang Barat yang menjadi model merk tersebut. Hehehe.

Lagi-lagi saya ga mau munafik, saya juga pakai barang-barang dari negara Barat. Sebut saja sepatu saya Converse (walaupun pabriknya di Cikarang tapi tetep pake merk Barat), celana jeans saya Wrangler dan sebagainya. Namun saya tidak gila merk. Gw beli barang-barang itu karena emang gw selera dan enak dipakai, uda titik, ga lebih, bukan karena biar gw dianggap masuk suatu kelas sosial tertentu. Hehe. Yang jadi masalah adalah ketika konsumen tergila-gila dan mendewakan sebuah merk. Branding!

Coba deh tengok barang-barang buatan local juga oke dan keren2 lho! Klo lw pergi ke Malioboro di Jogja, lw bakal nemuin berbondong-bondong bule pada beli tas batik! Adapula mereka beli jaket Jawa atau biasa disebut Sorjan (ituloh yang ada di prof pict blog gw! Hehehehe *bangga) Adalagi mereka beli blangkon, dan macam2 lainnya. Serius gw ga boong. Bagi mereka batik dan sorjan itu eksotik dan unik. Gila bule aja mau beli produk Indonesia, masa kita yang asli orang Indonesia aja ga mau beli dan pake produk sendiri?

Waduh jadi agak melebar ke masalah produk ya? Hahaha, sori deh kalo kata2 gw agak nyolot, tapi memang begitu kenyataannya bro. Gw cuma mau membuka “mata” tentan apa yang sedang terjadi saat ini.

Hedonis adalah penyakit yang amat berbahaya khususnya bagi para anak muda. Penyakit ini menyebarkan bibit kemalasan, miskin kreativitas, miskin motivasi dan semangat kompetisi anak muda, yang kerjaannya hanya bisa minta uang orang tua. Mau diharapkan menjadi apa generasi dengan mental seperti ini?

Seperti yang telah saya lakukan satu tahun yang lalu (baca postingan: salah kaprah arti kata Dirgahayu) postingan ini adalah persembahaan saya di hari raya kemerdekaan Republik Indonesia. Harapan saya Indonesia semakin lebih baik, dan mengambil ucapan dari Ahmad Syafii Ma’arif, supaya para pemimpin bangsa ini cepat siuman, cepat sadar kalo negara ini lagi kritis banget. Hehehe. Sekian dari saya, sukses untuk anda dan kita semua

Ad Maiorem Dei Gloriam

Bene Krisna

Sunday, August 15, 2010

Balada Seminggu Ajaib

Huah...!!! akhirnya selesai juga seminggu ini. Gila man, seminggu ini rasanya padet banget, namun penuh dengan kejadian ajaib yang menganggumkan. Mulai dari bisnis gw, nonton sampe disorot di TV (hahaha *bangga! hohoho :D), last but not least gw ikut seminar yang memberikan visi gw ke depan. And most of all, banyak banget kejadian ajaib yang gw alami seminggu ini.

Dimulai dari seminggu yang lalu, gw ud berikrar sama diri gw sendiri, gw mau bangkit kerja lagi di bisnis personal franchise dari liburan panjang. Gw memulai lagi dengan ikut OPP (Open Plan Presentation) sebuah pertemuan bisnis TIENS yang membuka penjelasan tentang marketing plannya. Awalnya bokap uda membelanjakan produk yang biasa kita konsumsi, lalu kemudian ternyata itu menjadi titik balik gw karena ternyata ada promo yang mempercepat peringkat distributor. Langsunglah gw sikat promo itu! Naiklah peringkat bisnis gw. hahaha. Belum cukup sampe disitu, Bayu sohib sekaligus kaki terkuat gw punya kaki baru lagi. Gila! sekali gw memutuskan jalan lagi setelah rehat panjang, langsung lancar banget! Itulah keajaiban pertama minggu ini.

Lalu pas gw ke kampus hari Jumat minggu lalu saat ngisi KRS buat kuliah, dapat tawaran untuk ikut lomba debat di Jak TV dalam acara "Mahasiswa Berdebat". Awalnya gw sempet ragu, gw ga pernah ikut lomba kek gini sebelumnya. Tapi setelah gw bertapa di bawah pohon pete 4 hari 5 malam, akhirnya gw memutuskan untuk sikat aj tuh lomba. Lalu capcuslah gw ke Jak TV untuk tinjau acara dan lokasi. Di Jak TV pun ada tawaran untuk manggung di sebuah acara selingan acara debat tersebut. Ga berhenti sampe situ, di tengah perjalanan pulang dari tinjau lokasi debat, ada sms masuk tentang ajakan tawaran untuk nonton acara "Prvocative Proactive" di Metro TV, tanpa mikir panjang, langsunglah gw sikat kesempatan itu. Gila ye!

Seminggu itu, tiba2 aja otak penuh dengan pikiran. Mulai dari menghandle bisnis gw yang lagi kenceng, mencari data2 dan melatih diri dan kelompok untuk acara debat, dan terakhir mengatur waktu latihan untuk tawaran manggung (walaupun akhirnya yang ini batal karena masalah teknis. huhuhu ): ) Gw ngerasa kek makan permen berhadiah gula, seperti minum sirup manis yang dioplos tebu (apalah itu??)

Tim debat yang beranggotakan Jawir, Alvin, Lupita, dan of course gw, kedepatan ngebahas "Sistem Pendidikan yang sudah sesuai dengan perkembangan SDM Indonesia seutuhnya", dan tim kami mendapat peran sebagai oposisi. Tim kami kedapatan ngelawan Univ Muhamaddiyah.

Setiap hari kita latihan, untuk mencari data, mematangkan materi, melatih teknis blokking gerakan, gesture dan camera face (yang membuat kita masuk ke studio di kampus untuk pertama kali lho! *norak! hahaha) menyiapkan argumen, menyiapkan senjata untuk menangkis serangan lawan, dll. Saat2 kita latihan, Pak Hendar beberapa kali datang untuk membimbing kita dan memberikan sejumlah pandangan para ahli tentang pendidikan. Dari sekian banyak pandangan para ahli yang dipaparkan beliau, ada satu pandangan yang sangat menarik perhatian gw. Pandangan itu adalah mengenai pedagogis pragmatis oleh John Dewey, singkat kata doi mengatakan bahwa "Pendidikan untuk hidup" atau "Pro Vita Discimus". Well untuk masalah ini akan gw bahas lebih mendalam di posting berikutnya ya ^^

Kamis malam akhirnya terpilihlah 25 anak untuk nonton "provocative proactive" di Metro TV. Gw sendiri sangat tertarik untuk nonton acara ini, soalnya acara ini sungguh kritis dan idealis dalam menanggapi berbagai kasus yang lagi hot di masyaraka, yang dikemas dengan cara yang beda, segar, sangat kritis sehingga memicu kesadaran aktif pemirsa untuk kritis menyikapi persoalan. Beuh sadis ya? Lebih daripada itu, gw pengen banget bisa foto bareng sama Panji Pragiwaksono, si pembawa acara. Doi adalah alumni angkatan ke 8 sekolah gw dulu, SMA Gonzaga. Bangganya gw. hohoho :D


me and alvin with panji: really likes this picture!


kapan lagi foto bareng mantan orang nomer satu di Jakarta, Bang Yos

Syutingnya emang mulai malem jam 10, dan berakhir jam 11, alhasil gw baru mendarat sampe di kasur kamar yang empuknya ngangenin minta ampun, uda jam 1 malem. Sementara itu gw kudu bangun pagi buat ke kampus buat jemput temen tim debat, tim hore, dan dosen gw, untuk ngehindarin 3in1 di jalan2 protokol ibu kota, baru capcus ke Jak TV, untuk syuting lomba debat jam 9. Wah! gw cuma tidur 3,5 jam! Gw bangun jam 5, siap2 and capcus ke kampus jemput Gebi, terus Wina, baru Lupita sama Pak Hendar.

Di sepanjang perjalanan, gw berasa kayak kuliah gratis 2 SKS sama Pak Hendar tentang hidup. Apa aja kita bicarakan mulai dari pendidikan, kondisi negara, masalah kampus, sampe bisnis. Dan itu rasanya sangat menyenangkan sekali. Cakrawala pengetahuan beliau sangat luas, gw dapet banyak banget pengetahuan baru. But, yang bikin gw bangga, itu bukanlah percakapan satu arah, artinya gw cukup masuk dan ngerti apa yang doi bicarain *bangga ^^ hehehe.

Sampailah di Jak Tv, kita di make-up bentar, sambil nunggu lawan kita dateng. Di penghujung batas waktu, datenglah juga lawan kita Unv.Muhamadiyah.

dan debatpun dimulai...

Diawali dengan pemaparan argumentasi dari tim pro/afirmasi mengenai topik. Lalu dibalas dengan paparan argumentasi dari tim kontra/oposisi/ tim kita *yeah!. Habis itu....Ribut! debatlah kita. Argumen balas argumen, interupsi POI berhamburan, adu keteguhan pun terjadi. Gw pun turut serta berargumen, sempet keselip lidah berapa kali, tapi sikat aja. Terus terang aja, tim kami lebih solid, kita masing2 cukup menguasai materi, sedangkan tim lawan keliatan banget one man team dari seorang cowo namanya Fauzan. Dia emang jago, ngomongnya lancar, tegas, gesturnya asyik, pokoknya keliatan banget ud pro. Di akhir debat gw muncul sebagai pembaca solusi dan kesimpulan dari tim kami. hehehe *bangga lagi! hohoho :D


Debat yuk!

Hasil pertandingan kita masih ga tau. Btw pada nonton ya di Jak TV selasa jam 19.30 malem. hahaha.

Keajaiban yang ada : ajaib ga tuh seminggu dua kali masuk stasiun TV

Keajaiban terakhir terjadi Minggu hari ini. Gw mengikuti sebuah seminar dimana para disbutor TIENS berpesta pora. Gw Impact (maju ke panggung) karena berhasil naik peringkat bisnis. hahaha. Terlebih daripada itu gw mendapatkan apa yang disebut "VISI". Pandangan dan tujuan gw ke depan. Ga hanya visi dalam bisnis, tapi visi dalam hidup untuk sekitar 2 tahun ke depan. hahaha.


Ini nih gajah2nya. haha


akhir kata, Gw bukannya mau sombong atau mau pamer tentang kesibukan gw. Gw cuma mau mengatakan / sharing bahwa kalo kita mau maka Tuhan akan memberikan jalan. Bahkan sampai hal yang mungkin imposible sekalipun. Sebelumnya gw ga pernah mimpi bakal masuk TV 2 kali dalam seminggu, gw juga ga nyangka start balik gw dari cuti bisnis bakal bisa selancar ini. For me it's magic! Seperti kata Andrea Hirata dalam buku Laskar Pelangi, "Tuhan akan datang dan memeluk mimpi-mimpi"

Oh ya satu lagi, moral of the story yang ingin gw bagi ke kalian semua adalah, take the chance! ada celah, peluang apapun sedikit aja, masuk! sikat! take the chance and seize the day!

Thnx for visiting, see you in the next post, succes for all of you :D

Ad Maiorem Dei Gloriam
Bene Krisna

Friday, August 13, 2010

Inilah saya

Inilah saya
tidak ada pretensi
tidak saya kurangi atau saya tambahi
Tidak saya tambahi untuk mencoba memikatmu
Tidak saya kurangi untuk mmbohongimu

Seorang eksentrik tapi asik
Seorang religius tapi rebel
Seorang dengan pikiran dan attitude out of the box
seorang bekas pecundang yang bangkit jadi pemenang
one of a kind, hanya satu Benediktus Krisna Yogatama di dunia ini
Itulah saya!

Thursday, August 5, 2010

Happy birthday to Mom! and me also

Alkisah 2 Agustus 19 tahun yang lalu, ada seorang wanita sedang mengandung 9 bulan. Saat itu genap 9 bulan usia kandungannya, tapi entah kenapa si janin masih asyik nongkrong di rahim Ibunya dan enggan beranjak ke dunia. Lalu apa yang terjadi? Uda ngaret 10 hari nih, waktu tengah malam, dia uda pengen keluar, tapi belum keluar2 juga. Baru satu kali jarum jam melewati angka dua belas tengah malam, sehingga ngaret 11 hari, akhirnya nongol juga dia ke dunia. Mengapa ia harus ngaret 11 hari? Supaya ketika hari kelahirannya di dunia bertepatan dengan hari kelahiran Ibunya. Hingga saat ini Si anak menganggap bahwa dirinya adalah kado atau hadiah hidup, terindah untuk ibunya.

Anak dan Ibu itu adalah gw dan nyokap gw!



Ini dia yang 19 tahun lalu lahir sama melahirkan. haha

Yup, I have the same birthday with my mother. What a sweet accidental! No it wasn’t accident, it was fate. It was a gift from God

Tanggal 2 Agustus selalu special buat gw. Selalu menarik dan gw tunggu setiap tahunnya. Karena ga hanya gw yang merayakan ulang tahun, tapi juga bareng sama nyokap. Banyak teman, kerabat, saudara mengucapkan salam. Ada makan, cuwawa-cuwiwi, dll. Tapi lebih dari pada itu, hari itu adalah hari yang tepat untuk merefleksikan tentang apa saja yang sudah terjadi selama umur gw 18, mengevaluasi, dan meresolusikan target di kemudian hari.

Tahun ini pun 2 Agustus berlangsung seru. Anak2 temen kuliah gw pada dateng ke rumah gw. Mereka membawa kue ulang tahun buat gw. Lalu gw berikan ke nyokap

Kue ulang tahun dari temen2

habis itu, gw capcus makan2 sate sama mereka. Nah pas mw bayar, mbak2 tukang satenya bilang, gw dpet hadia dari dia gara2 borong banyak sate. Hadiahnya macem2 ada sabun, sikat gigi, pasta gigi, obat, deodoran, mimik zero, kotak hijau permin mint. halah! begonya gw, percaya aja lagi itu hadiah dari mbak2 sate, ya mana mungkinlah ya? hahaha. Itu semua dari temen2 gw, diwakilkan dari mbak2 sate. haha.


hadiah yang dikira dari mbak2 sate hahaha


Emang dah bener2 kurang ajar tuh anak2, gw di kasih hadiah perlengkapan kebersihan, mo nyindir gw biar gw "kembali" ke jalan yang benar. Gw dibeliin sikat gigi, sabun, supaya gw jadi lebih membersihkan diri. hahaha. Sialan lw pada! hahaha. Sungguh hadiah yang...gimana gtu. but thx eniwei. hehehe

thx guys, uda meramaikan tambah usia gw yang ke19. hohoho. Doa gw supaya kedepannya gw makin baelah. sukses gan! see you in the next post

Sunday, August 1, 2010

4 hari untuk selamanya (4th day)

Hari keempat, hari terakhir perjalanan kita di Jogja. Kalo menurut jadwal hari ini merupakan hari Shopping dan hari bersiap pulang. Tapi hari ini kita JAS MERAH, jadi management waktu kita mulai membaik. Kita masih menyempatkan diri maen ke Kraton, membayar jadwal yang harusnya berada di hari pertama.

Sitinggil Keraton

Pelataran Keraton


Lambang kraton



Foto2 di Keraton


Lalu kita memutuskan untuk capcus ke Malioboro, karena Raff ama Shearen harus pulang duluan naik kereta jam 5 sore. Awalnya gw ikut rombongan besar, soalnya bahasa Jawa gw dibutuhkan untuk menawar barang, tapi setelah kedatangan sodaranya Anggi, gw misah bareng Raff, Toro, Jawir, kita capcus misah dari rombongan, pergi sendiri. Soalnya kalo bareng rombongan cewek, dikit2 berenti, ada toko gelang dikit berenti, ada tas berenti, ada kaos berenti. Yah maklumlah cewek. Ahaha

Kita pergi ke toko favorit gw di Malioboro, toko kaos band. Lengkap banget, berbagai jenis band, mulai dari punk, metal sampe Reggae ada semua di situ. Mulai dari kaos, tas, gantungan kunci, sampe kemeja flannel kotak2 semuanya ada disitu. Sungguh lengkap banget, barang2nya seleranya gw banget. Ah andai duit gw masih cukup banyak gw borong dah. Hahaha. Alhasil Toro, Raff, dan Jawir, dapat masing2 satu kaos.

Selesai shopping kita makan. Dan kita harus berpisah sama Raff dan Shearen yang harus berangkat duluan ke stasiun Lempuyangan naik kereta. Sisanya dari kita melanjutkan perjalanan ke Tamansari.

Bermain di tamansari


Namun disana kita kurang puas, uda jalannya jauh, tempatnya uda mau tutup, tour guidenya ga bermutu, kurang worth it.

Akhirnya kita memutuskan pulang naik becak. Karena uda pada capek jalan, takut ga keburu waktu ke bandara. Di rumah eyang, kita packing siap2 pulang. Selesai packing, bukannya siap2 buat mandi ato apa gitu, kita malah maen “Warbun”, yaitu masing2 orang mengungkapkan isi hatinya. Seru banget, tapi sayang waktunya ga tepat, pas uda mau pulang baru dibuka sesi warbunnya.

Pulangnya kita naik taksi avanza buat ke airport, soalnya takut telat. Eh ga taunya pas nyampe bandara, pesawatnya delay. Ga masalah sih, asal bareng2 anak2 mau delay lama pun ga berasa, kita asyik ngobrol, cuwawa-cuwiwi, dan voila, ga kerasa uda waktunya boarding.

Saat di pesawat pun lama penerbangan pun jdi ga berasa. Gw duduk satu deret ma Jawir dan Cece. Kita becanda mulu. Mulai dari ngatain Raff Flores badan gede serem tapi cupu takut karet sama keju dan alpukat, ada pula jokes anak2 cewe waktu di pantai Samas pada maen di pantai sementara anak cowonya dorong mobil terus pas balik pasang muka panic dan bĂȘte, terus guyonan update status “lagi terbang” dan di komen pilotnya, “woy hp matiin coy”, sampe cerita kocak temennya Jawir si Miming anak alay yang jeger yang ketinggalan bus tapi ngejar pake truk. Hahaha. Semuanya mengalir aja gitu non-stop ampe tiba2 uda landing aja pesawat kita. Hahaha

Akhirnya kita sampe juga di Jakarta. Gw uda dijemput bokap.

Kita pulang membawa sejuta kenangan manis. Bener2 dah nampol banget. 4 hari untuk selamanya!

4 hari untuk selamanya (3rd day)

Malam pun berlalu, tanda dimulailah hari ketiga, hari yang paling menguras tenaga, pikiran, dan emosi. Pagi2 kita berangkat subuh, kita berencana untuk ngeliat sunrise di Kaliadem, di bawah kaki gunung Merapi. Mantap banget ga tuh! Saat itu kita ga bakal nyangka betapa nanti hari ketiga adalah hari terdahsyat selama perjalanan kita.

Michael nyetir, sempet kita beberapa salah jalan, maklumlah masih subuh gelap, dan gada yang tau jalan, gw tau tapi lupa2 inget doang, mana gelap, jadi cuma modal sotoy dan nekat aja, gw maju. Hahaha. Akhirnya setelah kerja keras, gigi satu dan dua beroleh kesempatan buat istirahat. Sampai juga kita di puncak Kaliadem, dibawah kaki gunung merapi, tempat spot foto paling indah menurut voting anak2. Cekidot!


Jalur pendakian terjal dan gelap


3 orang tolol sedunia, bugil di subuh di puncak gunung, banyak angin, bodoh sekali mereka :P


Berfoto bersama sunrise



Menyebrangi kali yang dahulunya air, kini menjadi abu, batu dan debu


Merapi sedang Jumawa, masih asyik ngumpet di balik awan


Gw sampe di bukit tertinggi (hoax tai! Hahaha)


sarapan indomie goreng dan rebus di sebuah warung bersahaja



Saat kita ingin pergi, merapi mulai menampakkan dirinya



Rencana selanjutnya kita pengen mampir ke Kaliurang dulu, tapi di tengah jalan lagi2 kita ketimpa peristiwa ga menyenangkan. Kampas rem atau kopling gw ga tau pasti, yang jelas di daerah ban dan velg mobil sewaan kita bau gosong kek kebakar gitu.
Alhasil kita menepi sebentar di sebuah warung bersahaja di kaki gunung Merapi.


Kesempatan gw manfaatkan buat tidur sejenak 30 menitan.

Setelah bau gosong uda ilang, kita kembali jalan. Perjalanan dilanjutkan untuk membeli oleh2 makanan buat orang tercinta di Jakarta. Gw tidur lagi selonjoran di bangku belakang, dipangku anak2 yang laen. Sungguh posisi tidur ya ga tau diri. Hahaha. Bangun tidur gw meracau, ngoceh ga karuan. Gw ngelawak sana-sini, kata anak2 gw mabok mizone yang gw beli di warung waktu nunggu kampas rem tadi. Sialan, naluri ngelawak gw emang lagi poll waktu itu. Hahaha. Sesampainya di kaki gunung jalan Kaliurang, kita belok kanan ke perumahan Banteng, tempat dimana ada toko pusat oleh2 tapi murah meriah. Kita ngelewatin rumahnya Wisnu Broto si NdorJek (ndoro jekso). Sempet kesasar kelebihann belok, Jawir uda emosi jiwa, hahaha, pas muter balik, gw dengan pedenya bilang, “spanduknya warna kuning”. Sambil jalan jawir yg uda emosi jiwa, “mana reklame, pompa air, laundry”. Sekelebat kemudian, “Nah itu wir depan!”, “Apaan spanduknya merah gitu!”, “Gpp, tulisannya kuning, wooo”. Ahhahaha, gw mmasih ndablek aja. Hahaha. Disana kita beli oleh2 makanan semacam Bakpia, Usus goreng, Yangko, dsbnya.

Perjalanan dilanjutkan ke Kotagede, dimana Cece pengen beli gelang dari perak. Konon dahulu kala, doi punya gelang dari perak tersebut, namun di rusakin oleh temennya, dan sekarang dia kemari ingin menuntut balas (lho?) eh salah, dia pengen beli gelang perak lagi. Hehehe.

Kita mampir ke toko yang paling besar dan paling lengkap di kotagede menurut gw, Omah Duwur. Di situ anak2 pada mencar, Cece beserta Anggi Shearen Wina Alvin langsung capcus cari gelang, Pasmud (pasangan muda) Nita Michael nunggu di mobil, Jawir Toro Raff nunggu di luar macam sopir bus pariwisata, sedangkan gw boker ke WC. Hahaha.

Setelah sukses menemukan gelang perak baru, kita melanjutkan perjalanan ke makam kotagede. Sesampainya disana, kita makan siang di warungan kaki lima. Ada bakso, siomay, batagor, warung lesehan Wader, dsbnya. Selesai makan kita berencana masuk ke makam, namun dicegat oleh seorang yang kalo dilihat dari potongannya dia kuncennya, dia bilang, “Mbak Mas, kunjungan ke makamnya mungkin bisa ditunda besok, soalnya pakaian mbak mas sekalian ini kurang pantas gitu”. Emang sih kita pada pake celana pendek and kaosan doang. Gw ga kepikiran sampe sejauh itu, yang gw pikirkan cuma waktu dan kedekatan objek wisata kunjungan. Ya uda kita memutuskan untuk ga jadi mampir. Namun percakapan dengan mbah kuncen jadi melebar dan panjang, puncaknya adalah ketika dia memberitahukan ada pantai baru yang keren banget lebih mantap dan bersih daripada Parangtritis yang awalnya jad tujuan kita berikutnya, pantai itu adalah pantai Waru. Si mbah kuncen memberi tahu jalannya, gw cukup tau apa yang dibilangnya, ada gambaranlah, walaupun ga tau pasti. Akhirnya kita memutuskan untuk capcus kesana.

Gw pun ambil alih kemudi, gw sebenarnya ga tau jalan, tapi gw stay cool, dan nekat aja jalanin. Di perjalanan anak2 kebanyakan tidur, untung ada Toro, doi setia jadi co-pilot gw yang nemenin gw nyetir. Awalnya perjalanan berjalan mulus, namun jalanan mulai ga beres, kok makin kecil ya jalannya, mana kiri kanannya hutan doang, tapi gw pikir, wah bagus nih masih asri, gw pun maju terus, garis pantai, birunya air laut dan putihnya pasir pun uda nampak, gw maju terus. Sampai pada akhirnya mobil kita njeblos pasir!

Disinilah petualangan sebenarnya dimulai. Kekompakkan, kerja sama, komunikasi, dan kebersamaan antar sahabat yang kita bangun setahun terakhir di bangku kuliah sedang di uji. Di menit2 awal gw terus mengumbar maaf, karena peristiwa ga menyenangkan ini terjadi karena kenekatan dan kesotoy-an gw. Gw merasa uda menghancurkan liburan mereka yang seharusnya maen air di pantai, liat sunset, maen pasir, berenang2, eh malah jadi kuli dorong mobil. Namun mereka semua ternyata nyantai aja dengan masalah itu, sungguh kalian teman2 yang baik, dari kalian ber10 ga ada satupun yang mengeluh ataupun menyalahkan tindakan bodoh gw, malah gw yang asyik mengumbar rasa ga enak gw. Kata mereka malah jadi kayak outbound, dimana kita harus mecahin masalah. Akhirnya gw malah jadi merasa bodoh sendiri sampe raff bilang sama gw, gw inget banget, “Ayo Kris, kita usaha sendiri, kita keluarin mobilnya dari sini, kita bisalah!”. Kata2 itu dahsyat banget, dan mencambuk gw untuk bangkit, dan bersemangat untuk mengeluarkan kita dari keadaan itu. Gw pun bangkit memikirkan cara untuk mengeluarkan ban kiri belakang yang nyungsep dalam pasir.


Mobil yang nyungsep di pasir

Kita mulai dengan membersihkan ban dari pasir, kita buang pasir di sekitar ban. Lalu membersihkan bagian bawah as roda yang ternyata keganjel pasir juga. Lalu kita mulai cari batu buat landasan keras, supaya ban bisa berjalan di permukaan keras. Lalu kita angkat mobil dikit, ditambah gas pol, Yahoo!!! Mobilnya bisa jalan. Kita girang bukan kepalang. Namun ternyata hanya sebentar saja gembira itu. Ga nyampe 5 meter, mobil nyungsep lagi di pasir.



Istirahat

Lalu kita pun memutar otak, gimana caranya biar nih mobil bisa jalan. Jawabannya permukaan keras! Lalu kita pun sibuk mengumpulkan ranting, jerami, dedaunan, apa saja yang penting keras, supaya ban bisa berjalan di permukaan yang keras. Semua bekerja, meratakan pasir, mengumpulkan jerami, ranting, dedaunan, batu, everything. Lalu pas kita mau coba nyetir, datanglah tiga orang kuli berbadan kekar, ditambah 2 pemuda yang sebelumnya telah ikut mencoba membantu. Saat mereka datang suasana langsung berubah total.

“Kenapa mas?”
“Bannya njeblos pasir, pak”
“Di dorong aja, kan rame nih, kuat kok”

Oh iyaya kenapa ga di dorong aja? Sebelumnya emang ga kepikiran di dorong karena kita cuma berenam cowok, mana ada tanjakan pasir yang cukup tinggi. Tapi saat dibantu kuli itu, rasanya masalah mendorong merupakan hal yang mudah.

“1…2…3!!!” . Langsung seeet….set…set…mobil terdorong. Awalnya yang nyetir Cece. Katanya saking ga enaknya dia ampe angkat pantat, takut memberatkan. Haha. Lalu saat bagian suadah agak sulit diganti Michael. Saat mobil agak njeblos pun, para kuli itu dengan mudahnya memindahkan mobil, buset! Gampang banget kayak mindahin pensil ke tempat pensil. Uda gitu mereka hanya perlu istirahat 5 sampe 10 detik doang, dan mereka langsung, “ayo dorong lagi”. Gila dah bener2 tuh kuli, mantap, jeger abis!
Akhirnya sampailah mobil kita keluar dari kubangan pasir. Fiuuhh…lega dan senang banget rasanya saat itu. Rasanya uda kayak lulus UAN SMA. Hahaha.
Tapi ternyata masalah belum selesai ampe situ. Raff tepar kecapekan. Dia ga bisa bangkit, katanya badannya sakit semua. Mukanya pucat, matanya uda tinggal segaris. Kita semua uda pada panik, bener2 dah non-stop sport jantung tanpa henti. Kata Alvin yang lumayan tahu P3K, kata Raff gapapa, detak jantung masih normal dan sebagainya. Tapi pas kita anter menuju puskesmas terdekat, matanya uda merem melek gitu, gw takut banget, gw takut menghadapi kemungkinan terburuk, yah U knowlah. Tapi tetep aja, walaupun dia lagi tepar gitu, permintaannya tetep satu, “es teh manis!”, bener2 dah nih orang gw pas masih tepar masih aja minta es teh manis. Haha. Nampaknya dia dehidrasi, kecapekan dan kepanasan, akhirnya jadi dah dia teller begitu. Benarlah dugaan, seperti kata dokter Puskesmas, dia cuma kecapekan, kepanasan dan kurang minum. Ah dasar badan gede, Flores, tapi dorong mobil tepar! Yaaahh…cupu!!! *dengan wajah meremehkan gw seperti biasa. Hahaha

Syukurlah dia gpp, akhirnya kita makan sate ayam di depan puskesmas, sekedar untuk ganjel perut, juga buat Raff supaya dia agak kuat. Lalu kita pulang balik ke Jogja. Di perjalanan, semuanya pada tidur, tinggal Toro yang nemenin gw ampe Jogja. Ampe rumah anak2 ternyata kecapekan dan langsung tidur. Sementara gw Michael dan Nita, capcus ke Malioboro. Michael ngambil duit di ATM, sementara gw kekurangan baju makanya gw beli baju dulu di Maioboro. Hahaha. Sampe rumah eyang gw masuk kamar, Toro, Jawir, Raff, uda pada teller. Gw mandi dan nyusul molor juga. Sementara sisa anak2 pada jalan di Wirobrajan cari makan lagi.