Friday, April 29, 2011

Hasitasi

Bukan percik pesona keelokkan yang kautawarkan padaku. Bukan pula dengan artifak yang melekat di seputarmu seperti yang biasa orang, mereka tawarkan. Tidak, bukan itu semua. Tapi kamu berhasil menyentuh relung-relung core yang berbaris rapi dalam deretan sepi.

Wujudmu adalah kesediaannya menangkap semua stimuliku yang berbeda dari kebanyakan. Yang unik cenderung aneh. Kesediaan yang telah lama hilang yang berhasil diketemukan.

Sekelebat nampak di depan kecenderungan arah kesana. Tersungging kecil senyum berkembang di ujung bibir.

Namun masih ada sepenggal hasitasi. Tentu saja karena sebagaian arbitrasi belum terlengkapi. Opsi berputaran saling mengambil alih satu sama lain membentuk konsiderasi mencari konsklusi untuk pemenuhan decisi.

Monday, April 25, 2011

Risalah (Menuju) Idealis

"Setiap harinya saya (semakin) dihadapkan dengan realita yg jauh dr konsep ideal. Pertanyaannya: saya yg menyimpang atau masyarakat yg mnyimpang? Hmm..." -Bene Krisna-
"Akhir-akhir ini saya selalu berpikir, apa gunanya semua yang saya lakukan ini. Saya menulis, melakukan kritik kepada banyak orang yang saya anggap tidak benar dan yang sejenisnya lagi. Makin lama, makin banyak musuh saya dan makin sedikit orang yang mengerti saya. Dan kritik-kritik yang saya tidak mengubah keadaan. Jadi sebenarnya apa yang saya lakukan? Saya ingin menolong rakyat kecil yang tertindas, tapi kalau keadaan tidak berubah, apa gunanya kritik-kritik saya? Apa ini semacam onani yang konyol? Kadang-kadang saya sungguh merasa kesepian" Soe Hok Gie - Catatan Seorang Demonstran

Aneh adalah ketika anda menaruh perspektif anda di luar sebuah hegemoni yang telah terkonfirmasi menjadi kewajaran.

What wrong in being different anyway?

Thursday, April 21, 2011

Sekalinya (baca: pertama kali) ngeliput berita beneran, ngeliput berita bom hahaha :P

Yup, seperti yg bisa dilihat dri judul post ini, itulah yg baru sore td gw alamin. Well, gw pernah sih ngewawancarain anak jalanan, guru besar hukum, aktivis LBH dan orang Transparancy International Indonesia. Tapi gada satu pun dari kegiatan jurnalistik itu yg terfokus dalam peliputan. Baru pertama kali gw terjun untuk ngeliput kejadian serius yg sungguh benar2 terjadi, dan itu adalah liputan mengenai bom!

I don't know what to say, am i gonna be proud or blessed that nothing turns bad, feel rebels ignores dangers. hahaha. Nano-nano deh rame rasanya! Gw secara live merasakan benar2 rasanya menjadi wartawan sesungguhnya, literaly! Gw berjumpa dengan polisi, pemadam kebakaran, dan wartwan2 senior lainnya. Merasakan atmosfer lapangan yg sebenarnya, bukan deskripsi di teksbook atau cerita-cerita dari dosen praktisi wartawan. Yang lebih gokil adalah karena ge ngeliput bom!

Berawal dr si Zharfan iseng sms dosen kelas foto jurnalistik kita, Bian Harnansa. "Pakbos ntar ada kelas ga?". "Gada, anakku sakit lagi di RSPP." Ga lama setelah itu, Preva sms Zharfan, "ada ancaman bom di Cathedral Christ." Gw belum terlalu merespon, soalnya gw msh sibuk ngurusin pmbritahuan bwt ank2 d kelas bhwa gada kelasnya Mas Bian. Kelar itu gw pstiin lg nelpon Mas Bian. "Pak beneran nih gada kelas?", "Iya anak saya sakit di RSPP. Eh iya ada ancaman bom lho di gereja situ deket Ashobirin. Naluri jurnalistikmu bilang apa?". Cabutlah gw ke TKP.

Gw ma Zharfan buta situasi, ga ngerti kabar, gatau info, maen cabut aja gitu bgtu tau ada bom. Lokasi kejadian itu bisa di akses dari 3 arah, kita coba lewat jalan dari The Springe, which is the nearest way to each that point. No surprising, jalanan di blokir ma polisi. Gw masih belaga bego di depan polisi.

"Pak ini ada apaan ya, kok diblokir?", "Biasa sterilisasi,", "Maksudnya Pak?", "Itu dalem ada gegana," jawab Pak polisi nyantai. "Hah! Ada gegana Pak? Emang ada bom?" gw belaga kaget. "Kabarnya sih gitu. Mas ini mau kemana ya?" Zarfan menyela masuk, "Ini Pak kami dari kampus UMN, mau tugas liputan,". "Ga bisa, jalur ini ud ditutup, kalian lewat jalan lain aja,".

Ga menyerah gw mencoba menghubungi Toro, temen gw yg kabarnya ud sampai di lokasi kejadian. Dia bilang lewat Pondok Hijau Golf aja, bisa tembus sampe deket. Cabutlah kita lgs kesana. Di tengah jalan, gw ketemu mobil Jawir yg mau lewat The Springe juga, gw suruh muter balik soalnya ditutup. Sampe di depan bunderan Crystal, ada pencegatannya juga.

"Dari mana Mas? Mau kemana mas?", "Dari kampus mau liputan,", "Aduh buat apa sih lw liputan2 gitu, uda2 pergi aja buat keselamatan lw juga!" gertak penjaga sedikit emosi nampaknya. Gw lirik kanan-kiri, ternyata ada anak kampus gw juga. Dia bawa surat ijin lengkap bwt liputan. Akhirnya dia jebol masuk sambil nunjukkin kartu mahasiswa yg ditafsirkan penjaga adalah kartu identitas pers. Reflek gw juga keluarin kartu identitas gw dari dompet. "Nah itu lw ada identitas, kenapa ga dari tadi!" ujar si penjaga itu. Tanpa basa-basi langsung kita capcus ke dalam. Jawir lain cerita, dia berpura-pura sebagai penghuni Crystal, jadi boleh masuk.

Akhirnya samapialh gw di batas terdekat dengan TKP. Gw hanya berjarak sekitar 200 Meter dari gereja Christ Cathedral. Hamparan polisi dan kawan2 media sudah berhamburan dsana. So this is it! the real condition on the field!

I was so stupid, pertama HP gw habis baterei, kalau nyalapun ga ada pulsa. Klo ada pulsa, at least gw bs ngecek dari detik yang katanya ud kabarin atau dari situ portal berita lainnya untuk skedar dapetin background informasi. I have no idea what allready going, what is going on and what next will be going on. Lalu kesalahan berikutnya adalah gw ga bikin dlu list pertanyaan, dan memperkirakan siapa aja yg ada disana untuk dimintai keterangan. Yg paling fatal adalah gw ga bawa kamera, jd gw ga mobile dan gw ga bs dapet gambar livenya. Seperti saat ini, gw jd ga bs nunjukkin ke kalian. Tunggu bsk ya gmbarnya dr kawan gw yg punya kamera. hehehe.

Akhirnya yg terjadi adalah gw pergi berhamburan secara serabutan, foto sana-sini dengan kamera pinjaman, mencoba menangkap establisihing shoot, yg mndeskripsikan suasana keseluruhan. Ada polisi ada media dan wartawan disana.

Gw mncoba nanya polisi dan security, jawaban nihil. Informasi gw dapatkan dari teman gw yg ngobrol dgn para wartawan sungguhan, cerita tentang ini itu dan lain sebagainya. Dag-dig-dug seer juga gw disana, pas denger kabar bom tersebut ledakannya samapi 150km. Keder juga gw dngernya. hahaha.

Lalu dateng kemudian Preva yg uda "dikontrak" sama Mas Bian buat jadi stringer di lokasi yg liputannya akan dikirim ke harian Tribune, tempat Mas Bian duduk di Kepala Bagian Fotografinya. Good job masbro! ;)

Gw pengen banget stay disana, tapi bener2 keadaan saat itu ga bisa. Gw pengen lebih dekat (baca : nongkrong) dengan para wartawan, cerita-cerita berbagi pengalaman, bangun koneksi dengan mereka. Tapi keadaan memaksa gw harus balik bwt gantian sama bokap yg nganter nyokap ke airport.

Gw ga patah arang, sambil pulang gw puter radio El-Shinta, radio berita yg top margotoplah pokoknya. Gw pantengin terus, kali aja ada live report dari lokasi tadi. Gw juga kroscek dengan cabut ke SGU (Swiss German University) yg konon juga mendapat teror bom. Tapi all clear, gadapapa disitu. Aman-aman aja. Gw pantengin terus tuh El-Shinta. Tapi berita yg gw nanti-nanti tak kunjung tiba. Setiap kali kelar iklan gw uda wanti-wanti dan harap-harap cemas ini beritanya, soalnya gw uda pasang HP gw untuk merekam live report itu, sbagai bahan tambahan gw mau coba nulis hardnews ttg hal ini. Nyetir pun gelisah dan konsen.

Pucuk di cinta ulam tiba, ketika perjalanan pulang hanya menyisakan sekitar 3 kilo dari rumah, akhirnya El-Shinta melaporkan live report dari sana. Gw ambil HP gw dan gw rekam. Sebetulnya gw pengen berenti sejenak, at least ngambil pulpen ama binder gw untuk mcatat beritanya, tp jalanan tidak menawarkan situasi yg menguntungkan untuk gw berhenti. Gw tau merekam siaran radio itu sama aja kek membajak dan itu against the law, tapi biarlah, gw ga ada intensi kesitu kok. So no problemlah ya. Hahahaha :D

Sampe rumah gw dengerin ulang rekaman dan gw catet semua data yg gw dpt dr radio. Gw nyalain Metro sama TV one untuk memperkaya berita yg akan gw tulis. Gw telpon Zharfan "reporter" on the spot gw. hhaha. Gw kroscek semua data dari El-Shinta, dan ternyata memang demikian. Gw nyalain laptop, aktifin inet. Langsung deh ini jari jemari menari dan melompat kesana kemari berkreasi. haha. Dan inilah hasilnya

http://regional.kompasiana.com/2011/04/21/ditemukan-bom-150kg-dekat-gereja-di-gading-serpong/

Liputan pertama yg seru dan menegangkan. Banyak hal yg ge pelajari disitu. Banyak pengalaman yg gw ambil dari situ.

What a hell of experience! :D