Monday, March 22, 2010

Hati dan Emosi VS Logika dan Rasio : Disonansi dan Kosonansi

Pernah ga lw ngerasa begini, “Aduh gw pengin banget itu, tapi keknya ga mungkin deh, soalnya kan….” Atau seperti ini “Pokoknya gw harus maju, meskipun… yah gimana ya, keknya feeling gw bilang sih…”. Intinya pernah ga lw berada dalam situasi dan kondisi dimana hati dan logika lw saling berlawanan? Baru-baru ini gw mengalami peristiwa atau fenomena dimana hati dan emosi berkolaborasi untuk melawan duet logika dan rasio, atau kalo Netral (band papan atas Indonesia kesukaan Bank Raff. hahaha) bilang “pertempuran hati”. Well sebelum gw membahas lebih lanjut, gw cuma mau mengatakan post ini uda lama “berkerak” di folder laptop gw, tapi masih ngerasa postingan ini “sampah abis!” ga ada gregetnya, cuma isi uneg2 otak doang dan berbobot. Sampe akhirnya, saat kuliah Teori Komunikasi, kebetulan tema ini dipelajari. Special thanks buat Lupita, Nicke dan Naomi yang telah membuka cakrawala gw tentang masalah ini. Hehehe. Walaupun dengan rendah hati gw mengatakan bahwa mungkin pikiran gw ini kurang tepat atau ngawur dari teori, but at least gw uda peduli untuk berpikir tentang apa sih yang sedang terjadi di tubuh gw ini. Hehe. Oke tanpa banyak waktu mari kita cekidot! Enjoy!

Jadi begini ceritanya…

Sedari awal logika mengatakan, “ini ga bener Kris! Lw ngapain sih ngelakuin itu? Itu tuh salah! Itu hanya akan merugikan lw doang!” . Namun hati gw berkata, “Uda jalanin aja kali, pasti bisalah”. Akhirnya gw lebih mendengarkan suara hati gw, karena memang persoalan yang bersangkutan menyangkut masalah hati, jadi gw membiarkan hati yang berbicara. Lalu gw pun menjalankan proses itu, tapi energi yang gw salurkan ga maksimal, bahkan cenderung negative, namun gw cukup keras kepala, gw tetap menjalankannya. Kepala gw sibuk memberikan pendapat secara logis bahwa yang gw lakukan itu salah, tapi hati gw membenarkan semuanya, bahwa itu memang harus dilakukan. Alhasil gw sibuk mencari informasi untuk mendukung suaranya si hati ini, entah mengapa sangat subyektif sekali. Gw pun sampai pada proses final, dimana hati dan emosi sudah tak tertahankan lagi, meskipun otak gw berbicara “Bodoh banget lw!!! Jangan lakukan itu!!!”. Alhasil…..buyarlah semua. Ga heran, gagal, usaha gw ga maksimal, bahkan dari dalam diri gw aja ga sinkron apalagi sinergis. Awalnya gw ngerasa, gw ini kelainan! Sumpah! Gw pikir, ini nih gejala awal sakit jiwa, tapi setelah gw mendapatkan pengetahuan yang tepat ini hanya masalah psikologis suatu individu.

Sejatinya dua kubu yang berkelahi ini merupakan suatu perserikatan alat kerohanian manusia untuk mengambil keputusan dalam menjalani hidup. Ada juga satu anggota lain yaitu : naluri, tapi gw sekarang ga lagi membahas itu. Lalu, entah kenapa, ada saat dimana keduanya tidak sinergis, sehingga menimbulkan suatu konflik batin. Otak dan rasio mengambil peran sebagai alat rohani untuk menganalisis, sedangkan hati berperan sebagai menentukan sesuatu untuk dilakukan.

Dalam teori komunikasi, hal ini disebut Disonansi yaitu suatu keadaan dimana seorang individu mengalam ketidaknyamanan karena terjadi konflik antara otak dan emosinya. Lawan dari disonansi adalah kosonansi yaitu kedua elemen otak dan hati bekerja sama kompak banget, bersinergis membentuk kekuatan dan keyakinan sepenuhnya. Individu yang “terjangkit” disonansi akan melakukan usaha apapun untuk mengurangi disonansinya itu dengan mencari informasi apa saja yang berguna untuk mendukung salah satu suara di tubuhnya (entah itu otak ataupun hatinya) dalam upaya membentuk kosonansi. Bentuk2 kosonansi itu ada 3 macam yaitu :

1. Individu tersebut mencapai keyakinan positif penuh, dan terus menjalankan keyakinannya itu

2. Individu tersebut mencapai keyakinan negative penuh. Individu itu menemukan pengetahuan bahwa apa yang diyakininya (suara yang lebih kencang, entah hati atau otaknya) itu keliru, sehingga ia memilih mundur

3. Individu tersebut pergi dari konflik itu. Individu itu ngerasa, “ah ya udahlah” dan mencari sebuah keyakinan baru.

Masih belum puas dengan itu semua, gw berselancar di dunia maya mencari informasi, dan terus berpikir. Gw terus berpikir, apalagi pas boker, naik angkot, atau pas lagi nyetir mobil sendirian. Sampai akhirnya malah muncul pertanyaan baru, apakah ini semua karena ketidakmampuan gw mengatur otak?

Otak manusia terdiri dari 2 bilik. Kiri dan kanan. Si kiri berisi logika dan rasio. Sedangkan si kanan berisi perasaan dan estetika. Saat disonansi, otak kiri sama kanan ini berantem melulu. Apa karena gw kurang bisa mengendalikan otak kanan gw? apakah gw menganaktirikan otak kiri gw dan terlalu memanjakan otak kanan gw sehingga suaranya lebih kencang? Pertanyaan terakhir, apakah gw yang belum menguasai otak kanan (si emosi) jadi suka masih berkeliaran seenaknya? Tapi gw berdasarkan pengalaman gw hidup, gw selalu berpedoman pada common sense, logika dan rasio saat menghadapi masalah.

Hmmm….entahlah. Gw ngerasa post ini masih kurang bagus, ga jelas apa yang mau diungkapkan. Tapi daripada numpuk di draft postingan blog gw, ya udalah gw launch aja (bahkan saat gw akan launching post ini gw masih disonansi. Hahahaha), sapa tau juga membuat anda bingung. Hahaha. Ga deng, bercanda, semoga dapat menambah wawasan anda semua pembaca. Thanks see you in the next post

Ad Maiorem Dei Gloriam

Bene Krisna

7 comments:

  1. sip kris.. ga sia2 presentasi dan ngubek bahan ^^

    hmmm... sdkit komen ttg curhat luw yang aneh karena berdasarkan teori komunikasi,, yang pasti, masalah pengaturan otak bukan karena kanan dan kiri ga sejalan, tapi hati nurani luw memilih yang mana.. akal dan budi boleh menentukan apa aja, tapi pada akhirnya hati nurani yang terdalam yang milih.. =p

    (ini suntingan dari tekom juga kog =p ) hahaha...
    GBu

    ReplyDelete
  2. wah dahsyat lho! mungkin perlu dilatih ya yang satu itu. hehe. thanks ya atas saran dan komennya.hehehe

    ReplyDelete
  3. wuih keren ni kris, terkadang g pernah ngalamin gejala yg sama kyk u gini n g bingung gmn ngatasinnya...

    ReplyDelete
  4. hahaha. eman g bener dah lw temen gw, bahkan masalh kita pun sama. hahaha

    ReplyDelete
  5. ternyata ampe skrng masih suka disonansi ya situ mas?hehe

    ReplyDelete
  6. wah mas thanks ya atas netral-nya .. btw nh ya .. mnk sering ko .. hal2 semacam ini sering terjadi .., cuma gw lebih meng-angin lalukan hal tersebut .. alhasil .., gw juga ikut terbawa oleh angin teersebut ... hahahahhah

    ReplyDelete