Saturday, October 9, 2010

Anugerah di balik Ilusi

Kehadiranmu kembali hanya sebuah ilusi
Ilusi yang mengaburkan konsentrasi
Ilusi yang mempermainkan konsistensi

Namun di satu sisi,
ilusi yang menyenangkan
ilusi yang menawarkan imaji kebahagian
sebuah oase dari dahaga untuk episentrum euforia-ku

Tersadar saat kabut ilusi itu perlahan menipis menghilang

Kehadiranku tak sekalipun menggetarkanmu
begitupula kehadiranmu tak lagi menyalakan getaran api pesona
Jalinan percakapan kita tak sekalipun serasi
Ketika aku "orgasme" dengan alunan rock n roll, kamu menyukai film dan artis Korea
Ketika aku sibuk mengikuti alur tulisan Paulo Coelho atau getar sastrawan lainnya, kamu malah lebih berminat mengatur jadwal partime-mu
Kita bagai kutub yang berbeda
Kukira awalnya bisa menyenangkan saat aku berkenalan dengan hal-hal baru yang kamu sukai, begitu juga kamu sebaliknya.
Namun saat aku mencoba menyamakan frekuensi, kamu tetap setia di koridormu

Lelah aku dengan semuanya
Untuk apa dipaksakan?

Ketika ku mengadu pada Tuhan,
Worth it?
Aku bergetar...

Seperti kata para bijak, kebijakan yang benar selalu memberi jawaban pada waktu yang tepat
Ya kamu bukanlah Kamu!


Namun hadirmu kusyukuri (memang apapun yang terjadi patut disyukuri)
Selalu kupetik hikmah dan makna dibalik semua pertanda
belajar pada kebijaksanaan yang dibahasakan alam

menjadi tuan atas emosi
tetap sabar dan setia dalam konsistensi decisi

pertahankan dan perjuangkan suara dignitas
kedepankan rasio
tetep berserah pada-Nya

Godbless!
Ad Maiorem Dei Gloriam

No comments:

Post a Comment