Wednesday, September 19, 2012

OMB UMN 2012: Kisah Paripurna Dedikasi Keorganisasiaan Saya sebagai MAHA Siswa

Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) Universitas Multimedia Nusantara 2012 dilaksanakan tanggal 3-6 September kemarin. Banyak rasa, ada suka, duka, dicaci, dibenci, dimaki, tidak puas, lelah fisik, capek hati, sampai senang, puas, excited, BANGGA! dan tentunya menumbuhkan harapan akan angkatan dan keadaan UMN yang lebih baik. Sungguh semua rasa itu, sangat komplit untuk menggenapi hari-hari terakhir dedikasi gw dalam kepanitian dan organisasi di kampus. Banyak cerita soal OMB ini dari perspektif panitia, mahasiswa baru, orang tua mahasiswa, sampai dosen dan staff rektorat. Gue ambil dari perspektif gw aja ya. hehe.

Dimulai dari beberapa waktu yang lalu, gw lupa tanggal pastinya, yang jelas di sekitaran akhir April. Waktu itu hari Sabtu, gw abis kuliah Editing dan Produksi Berita TV oleh bang Raymond Kaya. Saat itu kelas baru bubar dan anak-anak menghambur kemana-mana, dan tiba-tiba Preva (FYI: Ketua BEM UMN) menghampiri gue dan merangkul gw. Kita emang teman dan kenal baik, dan gw uda tau banget nih, kalo Preva begini pasti ada maunya. Pengalaman dari tahun lalu, karena hal yang sama dia lakukan waktu dia mau merekrut gw jadi panitia Malam Balas Jasa dan Wisuda Perdana Angkatan 2007 dan GreenWeek. Namun gw hanya mengiyakan malam balas jasa (yang notabene dilaksanakan waktu Ultimagz belum sibuk), dan menolak greenweek karena alasan sudah terlalu penuh dan hanya mau konsentrasi di Ultimagz. Dan betulah sejurus kemudian, Preva dengan logat medok kental Jawanya berkata, "Bene aku bisa minta tolong sama kamu ga?" Betul kan.

"Ono opo meneh to Prev?" *translatenya --> Ada apa lagi sih Prev?
 "Yuk kita halte belakang aja," ujar Preva sambil merangkul gw dan kita jalan bareng ke halte belakang

Sesampainya di halte belakang kemudian Preva baru menyampaikan maksudnya, "Bantuin aku jadi panitia OMB dong!" Ooh ini toh karepmu Prev? Hahaha asyuuu...

Sontak tanpa pikir panjang, dengan tegas gw bilang, "Nggak!" Kenapa nggak gue terima? Pengalaman gw melihat (tanpa jadi panitia di dalamnya) OMB UMN dari tahun ke tahun itu kurang berkesan, kurang nampol, dan kurang bisa meresapkan "doktrin" soal orientasi kampus dan tentunya tentang bagaimana menjadi MAHASISWA yang sesungguhnya bukan sekedar "naik kelas 4 SMA" dengan segala kekanak-kanakan, kemanjaan ABG. Imbasnya nyata, gw kenyang menghadapi mahasiswa yang kerjanya kuliah pulang-pulang doang (tanpa ada kegiatan di luar, kalo ada kesibukan kayak bisnis, nge-SPG, Freelance kerja apa gitu sih gapapa), tukang ngeluh tapi tanpa action, pasif, apatis, lemah daya kritis, pencari ijazah dan penjilat dosen. Cuihh gw paling muak sama mahasiswa yang kayak gitu. Tapi masalahnya jumlah orang seperti itu banyak. Bukan berarti semua mahasiswa dari seluruh angkatan kayak gitu ya, cuma sejumlah orang ini, tapi suaranya kenceng gitu. Bukan salah OMB-nya juga sih, tapi lebih kepada ke mahasiswa barunya sendiri, tapi setidaknya dengan gebrakan saat OMB, setidaknya mindset mereka bisa dibentuk, sehingga ke depannya dia masih melakukan sesuatu yg lebih baik.

Dengan secara asunya, Preva yang juga sepaham dengan kemuakkan gw dengan tipe mahasiswa seperti itu, menjadikan itu argumennya untuk merangkul gw menciptakan angkatan baru yang ga seperti itu. Gw ga berkutik. "Ayolah Ben, hehehehe," tawa Preva yang asu itu berderai merayu gw. Gw bergeming. Masih mantap dengan kata tidak! Alasan magang dan skripsi kali ini gw lemparkan untuk menepis, tapi Preva membalas, "Tahun lalu yang senior juga cuti kok," Asu gw kalah argumen.

Disitu juga ada si Pandji, dia juga punya pikiran 11-12 sama gw dan Preva, sehingga dia mau direkrut juga. Pandji lebih banyak brainstorming bagaimana MOS-nya di PL dulu dan waktu dia masih kuliah di Atma dan ospek fakultasnya dulu. Kita ngomong ngalor ngidul sana-sini, tapi tetap gw berkata tidak. Tapi Preva ga menyerah, dia masih tetap mencoba meyakinkan gw bahwa OMB sekarang ini bakal berbeda. Gw bergeming.

Kemudian Leo, Agus dan Pingka dateng ke halte. Leo sebagai ketua OMB perwakilan dari mahasiswa mengatakan kalo OMB sekarang ini bakal beda karena dosen ketua OMB-nya pun rada sengklek juga otaknya, nyeleneh dan punya kegerahan yang sama soal mahasiswa yang lembek Gw masih setia dengan jawaban tidak. Pandji lebih ke go with the flow.

Sampai kemudian Preva mengatakan, "Kalau aku sih lebih bagaimana bertanggung jawab ke angkatan bawah. Dengan tidak ikutnya kamu ke dalam panitia OMB kamu secara tidak langsung melepaskan tanggung jawabmu sebagai senior untuk menggembleng, dan ga usah marah kalo mereka nantinya jadi ga mutu, karena kamu melepaskannya."  Akhirnya gw mengangguk setuju. Maka berakhirlah negosiasi panjang dari jam setengah dua siang sampai jam setengah lima sore itu. Asu tenan koe Prev.

Waktu berlalu, rapat demi rapat kita lalui, proses demi proses kita jalani. Ide-ide pun bertebaran. Dari gw pribadi sih lebih mengutamakan internalisasi nilai-nilai ke mahasiswa baru. Dari berbagai rembukan dan brainstorming, Leo ingin menerapkan nilai-nilai utama dalam OMB ini yaitu solidaritas, respek, caring dan sense of belonging. Dan untuk bisa memasukan itu kita perlu mendoktrin mereka dan menginternalisasi mereka dengan nilai-nilai itu. Menurut gue pribadi, untuk bisa mendoktrin orang, si subjek doktrin harus berada di bawah tekanan dan dibuat mau tak mau mengikuti apa kata si doktrin. Itu cara doktrin yang paling ampuh. Maka kita kondisikan seperti itu. Berdasar dari itulah kita munculkan ide seorang Komandan Lapangan. Seseorang yang memimpin barisan saat apel sore sambil bertugas "berdakwah" secara verbal untuk membenamkan nilai-nilai ke lubuk sanubari mahasiswa baru.

Selai itu gw pribadi juga mengajukan ide pemasangan spanduk di sekitaran lapangan untuk membentuk atmosfer OMB yang kondusif. Sehingga alam pikiran mahasiswa baru menjadi tersadar bahwa mereka sedang akan menempuh di dunia baru. Akhirnya munculah sejumlah spanduk dengan kata-kata yang memprovokasi alam bawah sadar Maba (mahasiswa baru) seperti "Hidup Mahasiswa!","Kami MAHA siswa bukan mamasiswa","Menolak Apatis" dan lain-lainnya.

Selain daripada paket acara OMB lainnya seperti pengenalan rektorat, konten prodi, dan games, kami juga mereformasi sesi yang sangat kental dengan peloncoan yaitu sesi tanda tangan. Kami merasa sesi itu nampak kurang bermakna, dan punya peluang paling besar bagi senior untuk melonco maba. Maka kami modifikasi dengan quotes panitia. Maksudnya? jadi setiap hari akan ada panitia yang menggunakan kaos yang bersablonkan suatu quotes tertentu. Isi quotes itu berisi nilai yang ingin diterapkan pada maba via OMB. Nah di sesi tanda tangan itu mereka harus mencari panitia yang berkaoskan quotes itu dan menuliskannya quotes itu di buka mereka dan meminta tanda tangan kpd pnitia yang berkaoskan quotes. Dengan begitu, mereka akan kenal senior, sambil tetap dibenamkan akan nilai2 OMB.

Untuk memperkuat kesan dan sense of belonging, kita juga menciptakan sebuah mars dan salam untuk membakar semangat mereka. Mars OMB itu diciptakan Pandji. Sedangkan salam UMN dirumuskan Mas Hargyo. Gw pribadi sangat senang dengan munculnya salam ini. Pengalaman gw sejak SMA, selalu gw digelorakan akan kata-kata yang menjadi semacam sabda dan nafas semangat. Dalam skala besar itulah tujuan dan corporate culture kita! Akhirnya UMN punya semacam mantra, sebuah sabda, yang bisa mendengungkan gelora semangat dan kebanggan akan almamternya. Salam UMN! Karya terbaik untuk Almamater! Persada! Sesama!

OMB yang ditunggu-tunggu pun tiba. Jumat sebelum mereka melakukan OMB di hari Senin, Maba diwajibkan datang untuk di briefing. Di hari itulah mereka di beritahu untuk membawa tugas dan atribut apa saja untuk dibawa. Malam hari berlalu, ramailah dunia maya oleh caci maki tugas2 itu. Padahal seluruh tugas itu SAMA SEKALI BEBAS DARI UNSUR PELONCOAN, semua tugas untuk mengembangkan kreativitas, dan orientasi mahasiswa di dalam di lingkungan sekitar kampus. OMB pun berjalan. Perlahan tapi pasti performa panitia makin menanjak, suara caci maki maba di dunia maya pun menghilang berganti jadi nada bangga dan pujian terhadap OMB.

Di dalam tubuh panitia pun punya dinamika yang terjadi tak kalah menarik. Meskipun kita penuh dengan ide brilian dan reformasi OMB, ada kalanya kita miskomunikasi dan makan ati satu sama lain (yah namanya juga manusia pasti ada salahnya. hehehe) namun di akhir acara kita melebur menjadi satu keluarga dan semangat dan kebanggaan menjadi panitia OMB 2012.

Puncak acaranya tentu saja saat terakhir, acara puncak dari sore hari. Dimulai dari pembacaan surat cinta oleh Gw dan Arda, hubungan panitia dan maba jadi cair, tidak ada lagi sekat. Lalu performance per fakultas yang meriah dan heboh, serta membentuk solidaritas antar fakultas. Suasana semakin khidmat saat malam hari, lapangan parkir diwaranai cahaya lilin oleh seluruh maba. Saat itu maba disuruh merenung, sambil diiringi kata-kata dari Leo, Pandji, Preva dan Mas Hargyo dan sebuah lagu berjudul "darah juang", di akhir renungan, secara menghentak muncul kembang api memeriahkan suasana. Langit menjadi terang. suka cita berderai mengelilingi. Acara kemudian di tutup dengan salam UMN, Mars OMB, dan Mars UMN. Plus acara tambahan dimana pandji berpalbis dan bermodus ria dengan maba soal surat cinta. Acara berakhir, maba senang, bangga, terharu, bahkan orang tua murid sampai ada yang menangis terharu.

Gw seneng banget semua berakhir dengan sukses. Sungguh semua menjadi awal kisah yang manis untuk langkah baru mereka di perguruan tinggi. Juga akhir yang manis untuk sejumlah panitia angkatan tua seperti saya. Semoga angkatan 2012 tumbuh menjadi angkatan yang tangguh, solid, cerdas, berprestasi dan menunjung tinggi sikap dan perilaku.

TERIMA KASIH SELURUH TEMAN-TEMAN PANITIA, MABA 2012

terutama untuk Preva yg telah membuat gw mengakhiri dedikasi terakhir gw dengan klimaks. Leo yang telah jadi ketua yang taktis dan mau terjun langsung untuk melihat dinamika panitia. Mas Hargyo atas kesamaaan dan sharing visinya soal OMB. Arda atas nama solidaritas seksi acara, susah senang kita tanggung bersama. Pandji for being the incredible danlap! gada yang bisa selain lw nji! dan tentu saja Vivi yang setia mengamankan maba dan kesehatan saya.

SALAM UMN! KARYA TERBAIK UNTUK ALMAMATER! PERSADA! SESAMA!

2 comments: