Friday, April 9, 2010

Surat untuk kamu yang kedua

Kepada kamu...


Malam itu aku dan 6 senar merahku, bersabda dan berseru sambil berharap suatu hari ketika kau terbangun kamu akan merindukanku. Lalu malampun berlalu bersama harapan kosong dari duetku dengan si 6 senar merah. Paginya aku pun melaju di rutinitas biasa. Sampai akhirnya aku terkejut menemukan namamu di kotak masukku.

Dan kita terduduk berdua... ya hanya berdua. Persis sama ketika, ku berucapkan sabda. Kau hadir dengan senyuman manis itu. Senyuman yang sama saat otakku berdenyut, mencoba mengingat kembali peristiwa itu. Lalu berhamburlah percakapan itu. Hanya sebuah pertukaran kalimat biasa antar individu. sepele. namun aku menikmatinya. Sungguh...aku berharap perjalanan kita masih panjang, dan aku kamu terperangkap dalam percakapan yang panjang. Aku mendengar dengan baik setiap kata yang terlontar dari mulut dan bibir manismu yang penuh itu.

Selepas apa yang terjadi antara kita di pagi yang manis itu, aku kembali ditemani 6 senar merahku bersyair apa yang sedang kurasakan saat itu. Lalu aku tak menyangka kau mengirimkanku pesan pendek...Aku berharap banyak tapi ternyata. hanya itu saja. Mungkin salahku yang......

Di suratku yang pertama aku ingin mengajakmu berbicara, dan nampaknya saat ini kamu butuh teman untuk berbicara. I'm willing to care and listen if you want to. aku peduli kalo kamu tuh bawel suka, suka ngatur, ga mau ngalah, gengsian. Bodo amat ga peduli. ga peduli juga kamu nelpon tengah malam pun kalo kamu butuh aku bakal bangun. walaupun bukan karena!


PS: I'm willing to care and listen if you want to...
need reply

1 comment: